Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan pihaknya ingin memberikan modal kepada UMKM otomotif untuk mendorong produksi komponen kendaraan listrik. Modal yang bisa menggunakan dana di Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) sebesar Rp 2 triliun.
"Kami juga ada dana bergulir Rp 2 triliun setahun, kalau itu mau di-exercise untuk memproduksi mobil listrik, mudah-mudahan kita bisa. Nanti pak Hanum, melakukan business matching dengan BUMN dan pemerintah supaya sudah ada buyer-nya. Jadi kalau ada off taker-nya, kita beranilah untuk produksi. Kan pasti banyak alat-alat perkebunan, pertanian, banyak sekali," kata Teten dalam FGD Hilirisasi Industri melalui UKM/IKM dan Koperasi Khususnya dalam Industri Komponen Otomotif EV, di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Teten menyebutkan, melalui dukungan dana tersebut UKM bisa dipertemukan dengan industri besar atau produsen kendaraan listrik. Jadi, UMKM atau para pembuat komponen itu memiliki kepastian pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi multipihak tadi koperasi antara UMKM pembuat komponen dengan industri dan juga investornya dan kami ada dana LPDB Rp 2 triliun saya kira bisa dipakai," terangnya ditemui usai acara.
Jika UMKM sudah terhubung dengan produsen kendaraan listrik, Teten juga akan membantu agar ada kepastian konsumen, salah satunya dengan pemerintah.
"Kita kan selama ini sudah dampingi business matching dengan Korea, sehingga para UMKM ini pembuat spare part sudah dapat kerja sama dengan perusahaan Korea. Jadi mereka saya tawarkan tadi mulai produksi kendaraan listrik roda dua dan empat, kan sudah ada dana koperasi, saya tawarkan kita exercise, kita hubungkan ke belanja pemerintah, orderan kementerian yang membutuhkan kendaraan untuk menunjang pertanian, perkebunan," jelasnya.
Tetan mengatakan permodalan itu sebagai bentuk dorongan kepada UMKM otomotif bisa beralih bisnisnya untuk memproduksi komponen kendaraan listrik. Apa lagi menurut Teten, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang mendukung untuk produksi kendaraan listrik.
"Industri otomotif itu kan bisa memberikan kesempatan semua negara tidak lagi dikuasai oleh negara-negara industri maju, karena jauh lebih mudah di Indonesia kan memiliki sumber bahan baku untuk baterai ini," pungkasnya.
(ada/ara)