Boeing mengumumkan penurunan pendapatan kuartal I-2024 dalam tujuh kuartal terakhir. Namun, kinerja pembuat pesawat asal Amerika Serikat (AS) ini lebih baik dibanding prediksi para analis.
Dikutip dari Reuters, Kamis (25/4/2024), pendapatan kuartal I-2024 Boeing sebesar US$ 16,57 miliar atau Rp 268,43 triliun (kurs Rp 16.200), turun dari sebelumnya US$ 17,92 miliar atau Rp 290,30 triliun.
Sementara analis memperkirakan pendapatan Boeing pada kuartal I-2024 jatuh menjadi US$ 16,23 miliar atau Rp 262,92 triliun. Boeing memang mengalami sejumlah insiden, salah satunya pintu pesawat yang copot di udara pada Januari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sore harinya, Moody's memangkas peringkat kredit Boeing ke level paling bawah predikat layak investasi. Moody's memperkirakan tantangan seputar pesawat komersial akan berlanjut setidaknya hingga 2026, saat utang US$ 8 miliar jatuh tempo.
Sebagai informasi, belakangan Boeing menghadapi sederet kasus hukum, termasuk yang terjadi pada Alaska Airlines yang pintu pesawatnya copot di udara. Sejak kecelakaan itu Badan Penerbangan Federal AS (FAA) telah membatasi produksi Boeing 737 MAX.
FAA juga memberi waktu 90 hari sejak 28 Februari 2024 untuk Boeing mengendalikan dan meningkatkan kualitas produksi. Bulan ini produksi pesawat Boeing 737 MAX telah turun tajam karena regulator AS meningkatkan pemeriksaan pabrik.
CEO Boeing, Dave Calhoun mengatakan produksi akan tetap sporadis hingga kuartal II karena perusahaan menyusun rencana untuk memantau sistem manufakturnya dengan lebih baik. Dia mengatakan tingkat produksi tidak akan meningkat sampai sistem terkendali.
(ily/ara)