Kemenperin Ngaku Bingung Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup

Kemenperin Ngaku Bingung Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 11 Mei 2024 14:45 WIB
Pekerja tengah memproduksi sepatu dan sandal di pabrik PT Sepatu Bata Tbk, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/5/2015). Menghadapi tahun ajaran baru bagi siswa sekolah dan jelang bulan Ramadhan, Bata memproduksi sekitar 25.000 pasang per harinya untuk memenuhi kebutuhan pasar di seluruh Indonesia. Selain dipasarkan di Indonesia, produk sepatu dan sandal Bata juga diekpor hampir ke 15 Negara. Agung Pambudhy/Detikcom.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara atas tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta. Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, industri alas kaki Indonesia sebenarnya berada dalam kondisi baik.

Pasalnya, pemerintah menerapkan kebijakan larangan dan pembatasan (lartas) untuk mengendalikan produk impor. Febri juga menyebut pemerintah bakal memanggil manajemen Bata untuk meminta penjelasan terkait penutupan pabrik tersebut.

"Kami sarankan (Bata) untuk memperkuat lagi pabriknya di Indonesia. Kebijakan lartas itu untuk mendorong investasi di industri alas kaki," ujar dia dalam keterangannya di Kementerian Perindustrian, ditulis Rabu (8/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, dengan kebijakan lartas diharapkan perusahaan membangun pabrik dan merekrut tenaga kerja. "Adanya kebijakan lartas itu ya seperti itu. Makanya kami bingung ditutup, harusnya dibuka lagi pabriknya," jelas dia.

Dia menerangkan, sebagian besar bisnis Bata ada di ritel. Kemudian, produk ritel Bata diisi oleh produk impor.

ADVERTISEMENT

"Kami lihat komposisi bisnisnya Bata itu sebagian besar ada di ritel, dan produk ritel mereka itu diisi dari produk impor," katanya.

Lanjutnya, manufaktur Bata sendiri hanya sebagian kecil yang memproduksi sepatu. Itu pun, kata dia, bahan bakunya berasal dari impor.

Pada kesempatan itu, ia mengatakan, pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan lartas untuk alas kaki. Hal ini diharapkan akan dimanfaatkan industri alas kaki untuk dapat membangun pabriknya di Indonesia.

"Nah kami menyampaikan ada kebijakan lartas, semoga kebijakan lartas untuk alas kaki ini bisa dimanfaatkan oleh industri alas kaki nasional untuk mulai membangun pabrik di Indonesia," katanya.

Menurutnya, kebijakan lartas ini memberikan pengaruh terhadap produk akhir. "Kan kalau kita berharap lartas itu untuk produk end product ya, tetapi untuk bahan baku kan enggak," ujarnya.

(ily/eds)

Hide Ads