Potensi Industri Produk Turunan Rumput Laut RI Tembus Rp 192 Triliun

Potensi Industri Produk Turunan Rumput Laut RI Tembus Rp 192 Triliun

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 25 Jun 2024 13:11 WIB
Petambak memanen rumput laut di Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (29/5/2024). Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) menghitung potensi nilai tambah hilirisasi rumput laut mencapai angka 11,8 miliar dolar AS atau setara Rp 182 triliun. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wpa.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, potensi komoditas rumput laut pada tahun 2030 bisa tembus US$ 11,8 miliar atau sekitar Rp 192,34 triliun. Hal ini berdasarkan laporan dari The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023.

Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, produk turunan rumput laut bisa dijadikan pakan hewan hingga produk tekstil.

"The Global Seaweed New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar US$ 11,8 miliar yaitu produk biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil," katanya dalam acara Business Matching Industri Rumput Laut, di Kantor Kemenperin, Selasa (25/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putu percaya Indonesia bisa mendominasi pasar global untuk produk rumput laut berkat ketersediaan sumber daya alam yang mumpuni. Kemenperin kini terus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya untuk pengembangan produk turunan rumput laut. Bahkan dalam waktu panjang, rumput laut bisa diolah menjadi produk biofuel.

"Kalau produksi sudah efisien, terakhirnya masuk ke biofuel, tapi itu masih jauh," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Namun belum terlihat pertumbuhan yang signifikan untuk ekspor produk-produk hilir yang lebih memiliki nilai tambah.

Sebesar 66,61% produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi oleh rumput laut kering, sementara rumput laut olahan (karagenan dan agar-agar) masih sebesar 33,39%. Pada tahun 2023, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah.

"Selama ini pemanfaatan olahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman sebesar 77%, sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya hanya sebesar 23%. Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar," pungkasnya.

Lihat juga Video: Pandangan Pangeran William soal Pentingnya Rumput Laut Bagi Lingkungan

[Gambas:Video 20detik]




(rir/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads