Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi di Gresik, Jawa Timur akan melesat usai adanya pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Proyek ini berdiri di atas lahan 100 hektare (ha) dan diklaim menjadi yang terbesar di dunia.
"Begitu tahun depan produksi sudah jalan, pertumbuhan ekonomi di Gresik saya yakin akan lebih tinggi dari berbagai daerah lain di Jawa Timur," kata Airlangga dalam peresmian operasi smelter Gresik yang dilihat virtual, Kamis (27/6/2024).
Airlangga menyebut yang dilakukan hari ini sebatas peresmian commissioning operasi karena bahan bakunya belum masuk. Diharapkan paling lambat pada September 2024 dapat diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menandai operasi produksinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Airlangga, tidak ada yang mampu membangun smelter tembaga besar seperti Freeport. Keberadaannya dinilai sangat tepat waktu mengingat tren energi terbarukan (renewable energy) saat ini butuh critical mineral.
"Ini paling hebat karena kita lihat 3-4 tahun lagi ke depan tidak ada yang mampu membangun smelter seperti ini, di lahan 100 Ha di manapun. Kalau pun mereka berpikir sekarang, itu masih 4-5 tahun ke depan baru bisa produksi. Jadi ini sangat tepat waktu," ucapnya.
Smelter ini disebut memiliki kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Selain itu, output dari smelter ini sekitar 600-700 ribu ton katoda tembaga yang dapat menghasilkan produk sampingan dari lumpur anoda yakni emas antara 50-60 ton per tahun dan perak sekitar 220 ton per tahun.
"Dengan demikian apabila ini betul-betul beroperasi, maka akan menambah pendapatan kepada negara," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Suswantono dalam kesempatan yang sama.
(aid/ara)