Luhut Sebut RI Mau Jadi Ketua Satgas Hilirisasi Rumput Laut Dunia

Luhut Sebut RI Mau Jadi Ketua Satgas Hilirisasi Rumput Laut Dunia

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 27 Sep 2024 19:45 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara hilirisasi rumput laut. Menurutnya Indonesia memiliki potensi besar rumput laut karena punya garis pantai yang panjang.

Luhut mengatakan Indonesia akan membentuk Satuan Tugas dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk proyek hilirisasi rumput laut. Menurutnya ini menjadi tonggak pengembangan ekonomi biru yang menargetkan produksi kelautan di Indonesia.

"Yang paling menarik menurut saya itu masalah seaweed. Ternyata di UN itu sudah ada program untuk seaweed ini, dan saya akhirnya usulin, kenapa kita nggak bikin task force saja mengenai seaweed? Karena dia sangat berpengaruh kepada climate change. Ini kuncinya, jadi bisnis biru ini. Blue ekonomi," ujar Luhut lewat akun Instagramnya, Jumat (27/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya di agenda COP 29, Indonesia bakal menjadi pemimpin dari Satgas tersebut. Satu bulan ke depan bakal ada hasil riset awal soal potensi hilirisasi rumput laut.

"Nah itu akhirnya sepakat nanti di COP 29 itu akan ada Satgas ini dan Indonesia akan menjadi leader di situ. Task force ini akan bekerja dan saya usul 1 bulan ke depan sudah ada bentuk-bentuk kerja samanya dan riset bersama. Dari China mau, dari Amerika, mau dari mana-mana," beber Luhut.

ADVERTISEMENT

Luhut bilang masyarakat Indonesia 62% tinggal di garis pantai, nantinya semua pihak akan menikmati hasil hilirisasi ini ke depan.

"Karena selama setahun setengah ini kita baru mulai ngerjakan itu, dan risetnya sudah jalan juga. Saya lihat ini satu peluang Indonesia lagi untuk bisa membuat ekonomi kita lebih baik," sebut Luhut.

"Yang paling penting satu, membantu climate change ini, karena climate change is real. Jadi kalau enggak, bumi ini memanas satu setengah derajat. Itu memang dampak buat dasar," katanya.

(hal/ara)

Hide Ads