Daya Saing RI Kalah dari Singapura-Thailand, Menperin Bilang Begini

Daya Saing RI Kalah dari Singapura-Thailand, Menperin Bilang Begini

Muhamad Aghasy Putra Hazli - detikFinance
Selasa, 01 Okt 2024 17:28 WIB
Penghargaan Upakarti 2022 digelar di Jakarta. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita turut menghadiri acara itu.
Foto: dok. Kemenperin
Jakarta -

International Institute for Management Development (IMD) melalui rilis World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 menempatkan daya saing Indonesia di posisi ke-27. Posisi daya saing Indonesia ini masih di bawah Singapura dan Thailand.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia masih cukup tertinggal dalam peringkat daya saing berbagai negara di dunia dan perlu ditingkatkan lagi.

"Indonesia di peringkat 27, tapi yang membuat saya miris yaitu Indonesia berada di bawah Singapura dan Thailand. Jadi ranking Singapura dan Thailand lebih baik dan lebih bagus dari ranking Indonesia. Singapura ranking 1 di ASEAN, Thailand ranking 25 global jadi mereka berdua lebih bagus daripada kita," kata Agus di Ritz Carlton Jakarta, Selasa (1/10/2029).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun dalam rilisnya, IMD menggunakan parameter inovasi dan teknologi sebagai bagian dari parameter yang berperan dalam kriteria pembuatan dan pemeringkatan daya saing negara-negara di dunia.

Agus juga mengatakan bahwa making Indonesia 4.0 itu merupakan salah satu dari 4 transformasi yang menjadi fokus dilaksanakan oleh pemerintah melalui kemenperin.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, transformasi menuju Indonesia 4.0 adalah transformasi menuju green product atau ekonomi hijau, transformasi penguatan hilirisasi atau penguatan nilai tambah hilirisasi. Serta yang ke-4 ini yang banyak di soroti oleh banyak pihak yaitu transformasi berkaitan dengan penguatan kemampuan dalam memproduksi produk-produk halal.

"Oleh sebab itu, kami ingin terus mengajak para pelaku usaha yang belum mentransformasikan dirinya menuju industri 4.0 agar supaya melihat dana yang dikeluarkan agar bisa bertransformasi. Jadi ini jangan dilihat sebagai cost tapi harus dilihat sebagai investasi," tutupnya.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads