Limbah Sawit Diolah Jadi Pupuk Kompos, Diproduksi 40 Ton/Hari

Limbah Sawit Diolah Jadi Pupuk Kompos, Diproduksi 40 Ton/Hari

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 03 Okt 2024 13:01 WIB
Pekerja membongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk di Mamuju Tengah , Sulawesi Barat, Rabu (11/08/2021). Harga TBS kelapa sawit tingkat petani sejak sebulan terakhir mengalami kenaikan harga dari Rp1.970 per kilogram naik menjadi Rp2.180  per kilogram disebabkan meningkatnya permintaan pasar sementara ketersediaan TBS kelapa sawit berkurang. ANTARA FOTO/ Akbar Tado/wsj.
Ilustrasi/Pekerja membongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit/Foto: ANTARA FOTO/AKBAR TADO
Jakarta -

Pabrik pupuk kompos granul berbahan baku Janjang Kosong (Jankos) Sawit di Palembang diresmikan. Ini merupakan bagian dari implementasi green industry yang akan menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi.

Pabrik ini dibangun PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) melalui PT Menthobi Hijau Lestari (PT MHL) bersama PT Berlian Inti Mekar (PT BIM) sebagai anak usaha PT Mahkota Group Tbk (MGRO).

"Kami dengan bangga mengumumkan bahwa fasilitas produksi terbaru ini resmi beroperasi. Ini merupakan pabrik pupuk kompos granul pertama berbahan baku Jankos Sawit di Sumatera Selatan yang sekaligus merupakan solusi atas penanganan limbah pabrik kelapa sawit menjadi bernilai tambah," kata Presiden Direktur Mahkota Group, Usli Sarsi dalam keterangan tertulis, Kamis (3/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya meyakini inisiatif yang diwujudkan melalui kolaborasi dengan PT MHL ini akan membawa dampak turunan positif yang luas terutama bagi sektor pertanian, khususnya untuk perkebunan kelapa sawit dan hortikultura.

"Kolaborasi dengan PT MHL ini merupakan kerjasama yang baik yang memungkinkan bagi PT BIM untuk berpartisipasi dalam mewujudkan Green Industry dan memiliki multiplier effect yang luas," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Direktur PT MHL, Dadan Ramdhani, mengungkapkan antusiasme kerja sama dengan PT BIM sebagai perluasan praktik waste management di industri kelapa sawit yang telah secara nyata memberikan nilai tambah dan manfaat positif yang luas.

"Kami optimistis kolaborasi untuk mengolah produk samping dari industri kelapa sawit ini bukan hanya memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan namun juga terhadap industri dan lingkungan. Bagian dari praktik industri yang mengedepankan prinsip sustainability," ujarnya.

Pabrik pupuk kompos granul berbahan baku Jankos Sawit ini berlokasi di area seluas 50,48 hektare (ha) di kawasan milik PT BIM di Sumatera Selatan. Kapasitas produksi mencapai 40 ton per hari dengan produk dihasilkan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk kemudian dipasarkan dengan merek Green Grow yang telah mengantongi izin produksi dan pemasaran.

Dadan Ramdhani menjelaskan bahwa Green Grow adalah pionir pupuk organik berbentuk granul berbahan baku limbah kelapa sawit dan memiliki berbagai keunggulan yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Produk ini mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retensi dan penyerapan air tanah, serta menambah dan mengaktifkan unsur hara dalam tanah.

Selain itu, Green Grow mengandung bakteri potensial pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, dan promotor hormon pertumbuhan akar yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Produk pupuk kompos granul ini dijual secara umum dengan harga yang kompetitif, yaitu Rp2.500 per kilogram, dan terbuka untuk distributor serta agen.

Pabrik ini diharapkan dapat menjadi pusat produksi pupuk kompos granul yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga merupakan solusi efektif dalam mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah dan bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan.

Kehadiran pabrik pupuk organik ini akan mereduksi proses kimia pembakaran sisa hasil pertanian serta menghapus pembuangan sampah secara terbuka dan praktik pengelolaan limbah yang menghasilkan emisi metana. Maka praktik pengelolaan limbah melalui pendirian fasilitas produksi pupuk kompos granul di lingkungan PT BIM ini berkontribusi terhadap penurunan Gas Rumah Kaca (GRK).

(acd/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads