Tatalogam Group melalu PT Tata Metal Lestari mengekspor 5.000 ton baja lapis ke Amerika Serikat (AS) senilai US$ 7,2 juta atau Rp 117 miliar (kurs Rp 16.304). Ekspor ini merupakan bentuk kolaborasi Tata Metal Lestari dengan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Krakatau Baja Industri.
Ekspor ini mencakup produk unggulan seperti Nexalume, Nexium, dan Nexcolor yang telah memenuhi standar internasional dan diminati pasar AS. Ekspor ini juga menandai industri baja hilir dalam negeri mampu mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.
Vice President of Operations Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi menyampaikan, ekspor ini merupakan hasil dari sinergi kuat antara industri baja hulu dan hilir di Indonesia. Ia mengaku akan terus memastikan produk bajanya berkualitas seusai kebutuhan dalam negeri dan global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dukungan dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Krakatau Baja Industri sebagai penyedia bahan baku berkualitas tinggi memungkinkan kami untuk terus memperluas ekspor dan meningkatkan daya saing industri baja nasional," kata Stephanus dalam keterangan tertulis, Kamis (6/3/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Krakatau Baja Industri, Arief Purnomo mengatakan, pihaknya memiliki kapasitas produksi hingga 90.000 ton bahan baku baja lapis per tahun. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung utama dalam pencapaian ekspor ini.
Sementara itu, Executive Director The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Harry Warganegara menyampaikan, asosiasi menyambut baik kolaborasi strategis Tata Metal Lestari dan Krakatau Baja Industri dalam ekspor produk baja lapis ke AS.
Menurutnya, pencapaian ekspor ini membuktikan produk hilir dalam negeri memiliki nilai tambah dan berdaya saing global. Harry mengatakan, kolaborasi kedua perusahaan ini tidak hanya mendorong hilirisasi, melainkan juga memperkuat sinergi antar pelaku industri.
"IISIA memandang langkah ini tidak hanya mendukung program hilirisasi nasional, tetapi juga memperkuat sinergi antar pelaku industri dalam mendorong pertumbuhan industri baja yang berkelanjutan serta meningkatkan kontribusi ekspor Indonesia," tutupnya.
Simak juga video: Trump Kenakan Tarif 25 Persen untuk Impor Baja-Aluminium dari Semua Negara