Bos Krakatau Steel Buka Suara soal Dampak Tarif Trump ke Industri Baja

Bos Krakatau Steel Buka Suara soal Dampak Tarif Trump ke Industri Baja

Andi Hidayat - detikFinance
Jumat, 11 Apr 2025 17:00 WIB
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melakukan ekspor baja perdana pada awal tahun 2021. Baja ini diekspor ke Malaysia.
Dirut Krakatau Steel Muhamad Akbar.Foto: Andi Hidayat/detikcom
Jakarta -

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Muhamad Akbar buka suara merespons fluktuasi dolar Amerika Serikat (AS) dan perang dagang yang dikorbankan Presiden AS Donald Trump.

Sebab, kata Akbar, Krakatau Steel telah melewati banyak krisis ekonomi sejak berdiri pada tahun 1970.

Akbar mengatakan, fluktuasi dolar merupakan hal yang biasa terjadi di pasar global. Fluktuasi ini juga telah menjadi hal yang lumrah dihadapi para pelaku industri baja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga buat kami, Krakatau Steel, jujur saja sudah terlatih dengan kebijakan-kebijakan itu. Fluktuasi dolar yang kemarin sebelumnya, Rp 10 ribu, Rp 12 ribu, naik Rp 14 ribu, Rp 17 ribu, itu sudah biasa pelaku industri baja hadapi," kata Akbar kepada wartawan di The Surosowan Restaurant, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

Ia juga mengatakan, pelaku industri baja tidak lantas menganggap tarif yang ditetapkan Trump sebesar 32% meruntuhkan industri baja domestik. Pasalnya, kontribusi ekspor baja ke AS untuk Produk Domestik Bruto (PDB) tidak lebih dari 18%.

ADVERTISEMENT

Akbar mengatakan, Krakatau Steel juga telah memperluas jangkauan pasarnya ke negara-negara lain. Sehingga, emiten di pasar modal itu tidak sepenuhnya bergantung pada ekspor ke AS.

"Kita sudah ke mancanegara lain, Afrika, India kita pernah ya, Pakistan kita pernah ekspor, sudah semuanya. Nah memang ini uncertainty global kan, prinsip saya kita mari fokus di depan mata. Tantangan saya bagaimana melakukan efisiensi yang masif, efisiensi di semua lini, inovasi," jelasnya.

Untuk menghadapi tantangan global, Akbar mengaku perseroan akan tetap fokus pada produksi dan membangun hubungan bilateral dengan pasar di sejumlah negara. Ia juga mendorong pabrik bahan baku baja untuk mendirikan pabrik di wilayah milik Krakatau Steel.

"kita kan banyak terlihat dengan agreement-agreement multilateral, dan bilateral, bahkan regional. Ini semuanya sebenarnya untuk memperkuat jalur perdagangan ekonomi internasional," tegasnya.

(hns/hns)

Hide Ads