Proyek Baterai Listrik di Karawang Sedot Investasi Sampai Rp 100 T

Proyek Baterai Listrik di Karawang Sedot Investasi Sampai Rp 100 T

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 01 Jul 2025 13:37 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi (kanan) dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) bersiap menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Pemerintah mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, antara lain milik PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP) di Pulau Manuran, PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM) di Pulau Kawei, PT Mulia Raymond Perkasa (MRP) di Pulau Manyaifun dan Pulau Batang Pele. Serta PT Nurham Pulau Waegeo karena ditemukan sejumlah pelanggaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Foto: ANTARA FOTO/0/3504365
Jakarta -

Pemerintah meresmikan Goundreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Karawang, Jawa Barat. Proyek ini menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai proyek ratusan triliun.

Mengutip dari akun resmi Instagram @bahlilahadalia milik Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, PSN ini memakan dana sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 100 triliun. Ia menjelaskan, PSN ini akan membuka lapangan kerja sebesar 35.000 per tahun.

"Secara keseluruhan proyek ini hampir kurang lebih US$ 6 miliar, ini kurang lebih sekitar Rp 100 triliun dan lapangan pekerjaan 35.000 yang tidak langsung, yang langsungnya itu 8.000," ungkap Bahlil dalam unggahannya, dikutip Selasa (1/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PSN ini memiliki luas lahan 3.023 hektar dengan kapasitas produksi awal sebesar 6,9 GWh yang rencananya akan ditingkatkan menjadi 15 GWh. Proyek ini disebut menjadi pondasi hilirisasi berkelanjutan di sektor pertambangan.

Di sisi lain, Bahlil juga menyebut proyek ini memiliki multiplier effect sebesar sebesar US$ 40 miliar per tahun. Ia juga menekankan, hilirisasi ini jangan hanya menguntungkan investor dan pemerintah pusat.

ADVERTISEMENT

"Hilirisasi ini jangan hanya yang untung itu investor dan pemerintah pusat, jadi hilirisasi, atas arahan Bapak Presiden, harus berkeadilan. Adil untuk pengusaha daerah, adil untuk masyarakat, tidak semuanya dibawa ke Jakarta," ungkapnya.

Bahlil menambahkan, proyek ini merupakan hasil kolaborasi yang dilakukan antara negara yang memiliki sumber daya alam dan negara yang memiliki teknologi dan pasar. Ia pun berharap proyek ini dapat mendorong pembangunan pusat ekonomi baru.

"Ini sesungguhnya adalah gagasan awal yang muncul untuk kita melakukan kolaborasi antara negara yang punya sumber daya alam dengan negara yang mempunyai teknologi dan market," imbuhnya.


[Gambas:Instagram]


Tonton juga "Prabowo Resmikan Proyek Baterai Listrik RI-China di Karawang" di sini:
(acd/acd)

Hide Ads