China Garap Proyek Kelapa Rp 1,6 T di RI, Ini Kata Kemenperin

China Garap Proyek Kelapa Rp 1,6 T di RI, Ini Kata Kemenperin

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 30 Jul 2025 19:15 WIB
Coconut with coconut oil in jar on wooden background
Ilustrasi kelapa -Foto: Istock
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merespons investasi China di sektor industri kelapa sebesar US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,64 triliun (kurs Rp 16.400). Investasi ini sebelumnya diungkap oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani.

Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, proyek yang merupakan hilirisasi itu sejalan dengan program pemerintah. Hilirisasi sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

"Kalau hilirisasi kan itu udah kewajiban dari kita ya, itu udah di dalam RIPIN, di dalam RPJMN, dan dalam kebijakan-kebijakan yang diamanahkan oleh Menteri Perindustrian, dan ini terus berjalan," ujar Putu di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putu menjelaskan, Kemenperin siap memberikan dukungan dalam hal ketersediaan bahan baku, pemenuhan standar, hingga business matching atau mempertemukan produsen dan penjual.

ADVERTISEMENT

"Yang banyak yang kita lakukan adalah kemudahan atau menjamin ketersediaan bahan baku, kedua itu investasi untuk menyerap teknologi dan meningkatkan kapasitas. Ketiga dari standar, keempat itu business matching untuk mempertemukan si produsen dengan si pengguna. Banyak sekali yang kita lakukan disamping promosi-promosi," beber Putu.

Putu juga menyebut Kemenperin siap menjaga keseimbangan antara kebutuhan kelapa di dalam negeri dengan kebutuhan ekspor. Sebagai informasi, Ditjen Agro Kemenperin merupakan salah satu direktorat yang membawahi industri kelapa.

"Ini soal keseimbangan ya, soal keseimbangan nanti memang dari Kementerian Perindustrian udah berusaha lah bagaimana menyeimbangkan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor," tuturnya.

Sebelumnya, Rosan menyebut investor China sebagai salah satu negara paling aktif untuk menanamkan investasi di Indonesia. Terbaru perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu ada yang baru menanamkan dananya untuk pembangunan pabrik atau fasilitas pengelolaan kelapa.

"China ini kita cukup aktif ya engagement-nya. Saya melihatnya mereka appetite-nya tetap tinggi masuk ke Indonesia, dan tidak hanya di pengelolaan mineral, mereka pun masuk ke pengelolaan contohnya kelapa, dan mereka sudah mulai groundbreaking juga baru ini," kata Rosan usai konferensi pers di Kantor BKPM, Selasa (29/7/2025).

Menurut Rosan kondisi ini akan sangat menguntungkan, mengingat selama ini Indonesia hanya mengekspor buah kelapa utuh tanpa diolah terlebih dahulu. Namun saat ini dapat diolah lebih dulu baru diekspor ke luar negeri.

"Yang tadinya kelapa kita ini diekspor ke China tanpa diolah, sekarang akan diolah di sini dan mereka adalah perusahaan nomor satu pengelolaan kelapa terbesar di dunia," jelasnya.

Simak juga Video: Kelapa Sawit Jadi Andalan Ekspor RI Hadapi Tarif Trump

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads