Harga Gula Terjun Bebas, 100 Ribu Ton Tak Laku

Harga Gula Terjun Bebas, 100 Ribu Ton Tak Laku

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 13 Agu 2025 10:14 WIB
Buruh tebang memanen tebu di Beran, Ngawi, Jawa Timur, Senin (18/7/2023). Kementerian Pertanian mencatat produksi tebu di Jawa Timur tertinggi nasional yang mencapai 17.362.620 ton pada tahun 2022, produksi gula sebanyak 1.192.034 ton atau 49,55 persen dari produksi gula di Indonesia, sementara produktivitas lahan tebu petani tercatat mencapai 5,46 ton per hektar. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO
Jakarta -

Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) mengungkapkan kondisi yang memprihatinkan terjadi di petani tebu RI. Hal ini dikarenakan anjloknya harga gula dan tetes tebu yang kian memukul pendapatan mereka.

Sekjen DPN APTRI, M Nur Khabsyin mengungkapkan stok gula yang tidak laku di sejumlah pabrik gula telah mencapai 100 ribu ton secara nasional dan terus akan bertambah. Ia mengatakan kondisi ini terjadi karena penawaran harga dari pedagang saat lelang berada di bawah Harga Patokan Petani (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp 14.500 per kilogram.

"Pasar gula kita dibanjiri gula rafinasi dan daya beli masyarakat turun sehingga gula petani tidak terserap. Kami mendesak pemerintah membeli gula petani sesuai HPP," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain gula, Nur menjelaskan petani juga terpukul akibat anjloknya harga tetes tebu. Tahun ini, harga tetes turun menjadi Rp 1.500 per kilogram, bahkan pembeli tetes minta penurunan harga dari yang sudah disepakati. Padahal tahun lalu harganya mencapai Rp 3.000 per kilogram.

Nur menilai penyebabnya adalah adanya permendag 16 tahun 2025 yang membuka kran impor etanol secara bebas tanpa persetujuan impor, bebas kuota dan bebas bea masuk.

ADVERTISEMENT

"Ironis, produksi etanol dan tetes tebu dalam negeri surplus dan sebagian diekspor, pemerintah justru membebaskan impor etanol. Siapapun bisa impor tanpa syarat, tanpa kuota, tanpa persetujuan impor, tanpa rekomendasi Menperin, ini membuat harga tetes petani jatuh," ujarnya.

Ancam Aksi Demo Besar-besaran

DPN APTRI meminta pemerintah segera membeli gula petani yang tidak laku sesuai HPP yang berlaku, serta menghentikan impor etanol secara bebas. Ethanol ini barang yang perlu diawasi bukannya dibebaskan.

Khabsyin menegaskan permasalahan harga gula dan tetes yang anjlok akan mengancam swasembada gula karena petani tidak lagi semangat untuk menanam tebu. jika aspirasi ini tidak segera direspons, ribuan petani siap turun ke jalan.

"Kondisi ini sudah membuat petani tidak betah. Jika aspirasi kami diabaikan, kami akan menggelar aksi unjuk rasa dengan kekuatan 5.000 petani tebu dari seluruh Indonesia," tegasnya.

Lihat juga Video: Kenaikan Harga Gula Jadi Rp 17.500/Kg Diperpanjang

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads