Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkap BUMN Pangan melalui Holding BUMN Pangan ID Food telah menyerap gula petani kurang lebih sebanyak 60.000 ton. Ia menyebut saat ini tersisa 21.00 ton lagi dari target penyerapan 81.000 ton.
Penyerapan ini dilakukan menggunakan fasilitas dana dari Danantara sebesar Rp 1,5 triliun. Pendanaan ini digunakan untuk membeli gula petani agar harga tidak anjlok.
"Tinggal tersisa sekitar kemarin terakhir 21 ribu ton dari 81 ribu ton. Jadi mekanismenya adalah diserap kemudiankan gula ini juga harus keluar, masuk, keluar, dan masuk. Tapi nanti biasanya dalam 2-3 bulan itu selesai stok yang ada di BUMN dikeluarkan. Sama mekanismenya, jadi perlu refreshment stok," kata dia di Badan Pangan Nasional, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief mengatakan stok gula yang diserap ID Food akan masuk sebagai Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Jadi fungsinya sebagai stabilisasi pasokan dan harga pangan, sehingga akan disalurkan lagi ke masyarakat ketika musim giling selesai.
"Gula (saat ini) dalam posisi menyerap. Nanti lepas di Desember (2025), Januari (2026) kita lihat. Begitu panen tebunya itu turun, karena tebu itu panennya 1 kali setahun, begitu selesai, maka masuk berikutnya musim tanam, itu waktunya melepas," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Arief juga menyinggung terkait gula rafinasi yang bocor dan mengganggu gula konsumsi di pasar. Pihaknya telah meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk melakukan penindakan.
"Cuma sekali lagi untuk gula rafinasi supaya tidak masuk ke pasar. Saya juga udah minta Kasatgas Pangan untuk bantu, supaya gula rafinasi itu nggak masuk ke pasar. Karena namanya aja rafinasi memang kesepakatannya untuk industri makan minuman. Jadi harus proper, kalau nggak, nanti yang petani tebu kita yang gula konsumsi juga susah, marena barangnya nggak jalan," tegasnya.
Dalam data ID Food hingga 23 September ini, telah melakukan penyerapan sebesar 92.830 ton dari target. Adapun penyerapan tahap pertama 29.000 ton melalui pendanaan bank komersial, dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 420,5 miliar.
Sementara yang pakai dana dari Danantara digunakan pada penyerapan tahap kedua sebesar 30.000 ton dan tahap ketiga sebesar 33.830 ton. Totalnya 63.830 ton.
Tonton juga video "Pemerintah Buka Peluang Lebur Kementerian BUMN ke Danantara" di sini:
(ada/rrd)