Bisnis Rokok Elektrik Pasok Penerimaan Rp 2,65 T ke Negara

Bisnis Rokok Elektrik Pasok Penerimaan Rp 2,65 T ke Negara

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 25 Sep 2025 12:13 WIB
Vape cigarettes in woman hand
Foto: Getty Images/bymuratdeniz
Jakarta -

Pengusaha menilai industri rokok elektrik memiliki ketahanan dan kemampuan untuk terus tumbuh di tengah ancaman perlambatan ekonomi dan melemahnya daya beli. Hal ini diungkapkan oleh Perkumpulan Produsen E-Liquid Indonesia (PPEI) dan Asosiasi Ritel Vape Indonesia (Arvindo).

Ekosistem usaha rokok elektrik yang meliputi manufaktur, distribusi, dan penjualan ritel ini terus memperluas penyerapan tenaga kerja, memperkuat kontribusi fiskal, dan menempatkan Indonesia sebagai pemain penting di kawasan Asia Tenggara.

Arvindo dan PPEI menegaskan kepastian regulasi dan roadmap cukai yang jelas menjadi syarat utama agar industri REL terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian nasional. Kebijakan fiskal yang konsisten akan menjaga iklim investasi, mendorong penyerapan tenaga kerja, dan memastikan keberlanjutan penerimaan negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri REL nasional berada pada fase pertumbuhan krusial. Kami membutuhkan ruang regulasi yang adil dan stabil agar pelaku lokal dapat bertahan dan berkembang," ujar Daniel Boy, Ketua Umum PPEI dalam keterangannya, Kamis (29/9/2025).

Rokok elektrik pun berkontribusi cukup baik pada penerimaan negara lewat pengenaan cukai hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL). Cukai HPTL yang dikenakan sejak 2018 itu menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

ADVERTISEMENT

Dalam data PPEI dan Arvindo, data terakhir menunjukkan penerimaan cukai dari industri rokok elektrik pada tahun 2024 menunjukkan angka Rp 2,65 triliun naik 43,7% YoY dari tahun 2023.

Angka ini melompat lebih dari dua puluh kali lipat dibanding awal penerapan cukai untuk produk HPTL pada 2018 sebesar Rp 99 miliar. Hal ini menunjukkan potensi REL sebagai sumber penerimaan fiskal baru yang signifikan.

Ekosistem rokok elektrik juga menggerakkan rantai pasok dari produksi liquid hingga jaringan ritel khusus. Ribuan pelaku UKM tersebar di berbagai daerah telah mendapatkan manfaat langsung, sementara serapan tenaga kerja terus meningkat hingga 150.000 - 200.000 orang pada 2023 di seluruh lini rantai pasok rokok elektrik.

Dengan proyeksi pertumbuhan pengguna REL dan perluasan kanal distribusi, sektor UKM ritel diperkirakan bertambah 1%-3% per tahun dalam lima tahun ke depan. Hal ini berpotensi mendorong penyerapan tenaga kerja hingga 210.000-280.000 orang pada 2030, apabila regulasi tetap stabil dan program pengawasan produk ilegal semakin diperkuat.

Tonton juga video "Apakah Rokok Elektrik atau Vape Sudah Ada Izin Edar dari BPOM?" di sini:

(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads