6 Juta Petani Belum Tebus Pupuk, Kementan: Basis Data Masih Lemah

6 Juta Petani Belum Tebus Pupuk, Kementan: Basis Data Masih Lemah

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 25 Sep 2025 15:40 WIB
Pekerja mengangkut pupuk sebelum didistribusikan di gudang Lini III Pupuk Indonesia, Awipari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (20/6/2025). Pupuk Indonesia memastikan stok pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan petani pada musim tanam kedua tahun 2025 di wilayah Jawa Barat dalam kondisi aman dengan ketersedian stok mencapai 42 ribu ton pupuk urea dan 35 ribu ton pupuk NPK. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui basis data penyaluran pupuk subsidi melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) masih lemah. Kondisi ini disebut menjadi celah penyelewengan pupuk subsidi di lapangan.

"Di dalam perencanaan penyusunan RDKK ini sampai sekarang memang basis data kita masih sangat lemah. Dan itu berpeluang besar tidak sesuai dengan kondisi di lapangan," kata Kapoksi Pengawasan Pupuk Ditjen PSP Kementan, Hendry Y. Rahman, dalam diskusi Evaluasi Tata Kelola Subsidi Pupuk Saat Ini di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Ia menjelaskan, kasus tersebut terjadi karena adanya ketidakakuratan data indeks pertanaman (IP) dengan yang diusulkan. Jika terdapat perbedaan, maka data belum dapat diverifikasi atau divalidasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi itu dikhawatirkan membuka peluang penyalahgunaan pupuk subsidi. "Kami akui dari Kementerian Pertanian, ini masih sangat lemah. Dan memang celah penyelewengan pupuk salah satunya, bahkan mungkin yang paling besar, ya berasal dari kesalahan data itu," tegas Hendry.

Sementara itu, Ombudsman RI juga menyoroti sejumlah masalah dalam penyaluran pupuk subsidi, terutama terkait keakuratan data yang menyebabkan penyaluran tidak tepat sasaran.

ADVERTISEMENT

"Kalau penyaluran dari tahun ke tahun sudah semakin baik. Tapi kalau datanya salah, ya tidak tepat sasaran juga. Makanya, yang kami harapkan adalah keakuratan data," ujar Kepala Keasistenan Pencegahan Maladministrasi KU III Ombudsman RI, Kusharyanto.

Menurutnya, penyesuaian data juga penting karena penyaluran pupuk subsidi tidak hanya menyasar petani, tetapi juga nelayan. "Secara kuantitas alokasi subsidinya sama, 9,5 juta ton. Tetapi sasarannya sudah mulai bergeser. Artinya harus ada penyesuaian data. Kalau datanya tidak siap, khawatirnya prinsip 7 tepat itu akan bermasalah lagi," pungkasnya.

Simak juga Video Cak Imin: 7 Tahun Saya Teriak soal Pupuk di DPR, Nggak Ada Hasil

(ada/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads