Indonesia resmi menjadi partner country pada pameran industri internasional 'INNOPROM' 2026 di Rusia. Kemitraan ini menjadi langkah penting dalam mempererat kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah industri global.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko Cahyanto dalam acara Kick Off Indonesia's Preparation as Partner Country at INNOPROM 2026 di Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa (21/10/2025).
Eko menyampaikan bahwa partner country dalam INNOPROM ini juga dapat mendorong kemitraan strategis dalam hal perdagangan kedua negara dan juga negara-negara Commonwealth of Independent States (CIS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partner Country ini juga sekaligus dapat mempromosikan potensi industri nasional secara lebih luas dengan menampilkan kemampuan teknologi dan inovasi yang telah berkembang di Indonesia.
"Selain itu kami berharap posisi partner country ini dapat juga mendorong investasi yang lebih besar dari negara-negara selain dari Rusia tapi juga di kawasan Eurasia termasuk juga negara-negara CIS yang menjadi anggota menukar komunitas industri untuk bekerja sama lebih dekat dengan Indonesia," katanya.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy menambahkan bahwa Indonesia menjadi partner country INNOPROM 2026 merupakan langkah strategis yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Dalam ajang tersebut, ia menyatakan Indonesia tidak hanya hadir di pameran saja, melainkan untuk menambah adanya kerja sama yang terjalin di kedua negara. Terutama terhadap berbagai kerja sama di komoditas yang tidak dimiliki oleh Rusia dan begitu juga sebaliknya.
"Sekalian juga tentu perdagangan, industri dan tentu investasi. Nah ini akan kita coba buka, mengenai bentukan target sejauh apa capaiannya, ini karena ini adalah pasar non-tradisional, saya kira sangat terbuka luas, nilainya mungkin akan terus kita kembangkan dan ini mulai kita persiapkan untuk kerja samanya. Rusia kita kenal sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi. Saya kira kiblat industri juga salah satunya ada di Rusia," katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Veronika Novoseltseva mengatakan Rusia sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, terutama di bidang energi dan industri.
"Tapi bukan hanya itu, kita bersedia untuk melaksanakan pasokan berbagai-bagai peralatan untuk industri-industri energi, juga untuk mengembangkan kerjasama di bidang pembangunan pesawat terbang, perkapalan, kita bisa bersedia membahas kerjasama di bidang teknologi canggih," katanya.
(ara/ara)