Bukan karena Petani Malas: Kakao RI Rontok Gara-gara Iklim & Pohon Uzur

Bukan karena Petani Malas: Kakao RI Rontok Gara-gara Iklim & Pohon Uzur

Salma Shila Fathia - detikFinance
Kamis, 23 Okt 2025 11:39 WIB
Kakao di Indonesia, Peran Petani Milenial hingga Ekspor Biji Kakao Fermentasi
Produksi biji kakao anjlok/Foto: Getty Images/iStockphoto/sirichai_asawalapsakul
Jakarta -

Produksi kakao Indonesia turun drastis dalam dua dekade terakhir. Berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2025, produksi kakao nasional hanya mencapai 200 ribu ton per tahun. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan dengan tahun 2005-2006 yang mencapai sekitar 590 ribu ton per tahun.

Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan, Widiastuti, menjelaskan penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya perubahan iklim dan usia tanaman kakao yang sudah tua.

"Iklim jelas menjadi faktor utama. Selain itu, banyak pohon kakao yang sudah tua, makanya dibutuhkan solusi, baik dari sisi pengembangan teknologi maupun pemeliharaan," ujar Widiastuti dalam peringatan Hari Kakao 2025 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi penurunan ini, pemerintah berencana melakukan program replanting nasional mulai 2026. Kebijakan tersebut akan menjadi salah satu langkah strategis untuk mengembalikan produktivitas kakao Indonesia.

ADVERTISEMENT

"By design, 2026 akan mulai dirancang replanting. Itu kebijakan dari Menko Pangan, dan saat ini sedang diselaraskan sebelum dijalankan," tambah Widiastuti.

Pemerintah menargetkan, melalui program tersebut, Indonesia dapat kembali menempati posisi sebagai produsen kakao terbesar kedua di dunia.

"Sekarang kita di peringkat ketujuh dengan produksi 200 ribu ton. Kalau targetnya kembali ke peringkat kedua, berarti sekitar dua tahun setelah replanting diharapkan produksi bisa mencapai 500 ribu ton," jelasnya.

Penurunan produksi ini berdampak pada meningkatnya impor biji kakao untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan di dalam negeri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, impor biji kakao Indonesia mencapai 157 ribu ton.

Lihat juga Video: Membuat Cokelat Tanpa Biji Kakao Bisa Jadi Solusi Ramah Lingkungan

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads