PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), bagian dari Danareksa, resmi berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang sejak Maret 2025. KITB kini menjadi pusat pertumbuhan industri baru berbasis hilirisasi, dengan fokus produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pariwisata.
Kepala Divisi Corporate Secretary KITB, M. Burhan Murtaki, mengatakan dengan adanya status KEK yang disematkan bagi KITB membuat kawasan ini memberikan insentif fiskal tersendiri bagi para investor. Burhan mengatakan, KITB akan melakukan sejumlah pengembangan kawasan ke depannya.
"Adanya status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu memberikan beberapa insentif fiskal tersendiri untuk investor. Saat ini kami sudah menyelesaikan di fase 1 dari klaster 1, dari 3 klaster. Dari klaster 1, seluas 3.100 hektare (ha) itu sudah memasuki fase 1 dan fase 2," katanya kepada detikcom di acara detikcom Awards 2025 di The Westin, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burhan menerangkan, sudah ada 34 investor yang bergabung dalam pengembangan KITB, dan ada 8 investor yang sudah mulai berproduksi. Burhan bilang, butuh waktu kisaran 2 tahun bagi investor mulai dari melakukan perjanjian kontrak hingga melanjutkan operasional di KITB.
"Ada 34 investor sudah bergabung, saat ini ada 8 investor yang sudah mulai berproduksi. Diharapkan, tahun 2028 seluruh 34 investor ini sudah running. Ke depan, akan kita kembangkan terus untuk klaster 1, klaster 2, klaster 3 hingga akhirnya selesai di 4.300 ha," beber Burhan.
Sebagai informasi, pengembangan KITB mencakup industri strategis seperti diesel nabati, panel surya, komponen kendaraan listrik, dry port, serta kawasan komersial dan perhotelan, yang seluruhnya ditopang infrastruktur utama seperti jalan tol, jalur kereta super dry port, dan pelabuhan.
Dengan luas mencapai 2.886,7 Ha dan 34 investor yang telah berkomitmen investasi Rp 22 triliun, KEK Industropolis Batang diproyeksikan menarik tambahan investasi Rp 75,8 triliun dalam lima tahun serta menciptakan lebih dari 58.000 lapangan kerja baru-dan hingga 250.000 tenaga kerja pada kapasitas penuh.
(eds/eds)










































