Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Faisol Riza, kunjungan ke fasilitas produksi Tenova S.p.A. di Castellanza, Italia. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari undangan PT Tata Metal Lestari (TML) kepada pemerintah Indonesia untuk melihat langsung kapasitas teknologi mitra pabrikan mesin baja berlapis (coated steel machinery) yang tengah dikembangkan.
Faisol mengatakan peningkatan teknologi jadi hal yang penting untuk industri baja.
"Kementerian Perindustrian mendukung penuh upaya peningkatan teknologi dan efisiensi energi di industri baja. Hal ini sejalan dengan Making Indonesia 4.0, serta Roadmap Jasa Industri 2025-2045 yang baru diluncurkan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun berharap kerja sama strategis ini tidak hanya memperkuat kontribusi industri terhadap perekonomian nasional, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara serta mempercepat pencapaian target dekarbonisasi nasional.
Sementara itu, dalam sambutannya, CEO Tenova, Roberto Pancaldi, menyampaikan apresiasi atas kunjungan resmi pemerintah Indonesia. Ia menegaskan harapan Tenova untuk memperkuat kemitraan strategis dengan Tata Metal Lestari dalam pengembangan teknologi baja rendah emisi.
"Kami berterima kasih atas kunjungan ini. Tenova berharap pemerintah Indonesia terus mendukung upaya kolaboratif kami bersama Tata Metal Lestari untuk mendorong terciptanya baja yang lebih ramah lingkungan sesuai misi keberlanjutan kami," ujar Pancaldi.
Pancaldi juga menambahkan bahwa hubungan Tenova dengan industri baja Indonesia telah terjalin puluhan tahun, termasuk kerja sama jangka panjang dengan Krakatau Steel.
Di kesempatan yang sama, GM Manufacturing PT Tata Metal Lestari, Rendra Fernanda menerangkan, Tenova merupakan perusahaan teknologi global yang berada di bawah naungan Techint Group. Perusahaan ini memiliki spesialisasi pada teknologi baja, hidrometalurgi, pirometalurgi, otomasi industri, serta solusi efisiensi energi dan dekarbonisasi.
Tata Metal Lestari sendiri saat ini tengah membangun Continuous Galvanizing Line 2 (CGL 2) di fasilitasnya di Purwakarta dengan menggunakan teknologi utama dari Tenova. Rendra menjelaskan, ada beberapa poin penting yang ditawarkan oleh teknologi Tenova.
"Teknologi itu menawarkan Efisiensi termal tinggi dan konsumsi energi lebih rendah, lalu, kemudian presisi pelapisan melalui otomasi tingkat lanjut, lalu pengurangan emisi melalui sistem pemulihan panas dan furnace ramah lingkungan, dan yang terakhir teknologi ini dapat membantu dalam penguatan kapasitas hilirisasi baja nasional. Jadi CGL 2 ini nantinya akan memproduksi baja BJLASM dan BJLAM dengan ketahanan korosi tinggi dan umur pakai lebih panjang sehingga dapat mendukung roadmap industri hijau Indonesia," terang Rendra.
Rendra menegaskan bahwa investasi TML tidak hanya berorientasi pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga pada kualitas baja dan efisiensi emisi. Selan itu, kerja sama Tata Metal Lestari dan Tenova juga dinilai strategis bagi pencapaian Roadmap Ekonomi Sirkular Indonesia, Target Net Zero 2060, Kebijakan Pembangunan Industri Nasional (RPIN), dan yang terakhir tercapainya NDC sektor industri.
(fdl/fdl)










































