Ribuan tenaga kerja konstruksi yang terdiri dari tenaga terampil seperti tukang, mandor, surveyor hingga pengawas, dan ratusan tenaga ahli konstruksi ada yang hadir secara langsung dan ada yang hadir melalui video conference yang ditayangkan langsung di GBK.
Di depan ribuan tenaga kerja konstruksi yang hadir, Jokowi menjelaskan kenapa pemerintah sangat getol menggelontorkan ribuan triliun rupiah membangun infrastruktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sekarang ini baru berada pada era kompetisi global. Kompetisi antar negara. Salah satu kunci memenangkan persaingan itu adalah pembangunan infrastruktur. Ini sangat basic. Kedua adalah Sumber Daya Manusia. Jangan bermimpi kita bisa berkompetisi dengan negara-negara lain kalau infrastruktur kita tertinggal," jelas Jokowi.
Jokowi kemudian bertanya kepada ribuan pekerja bangunan yang hadir, apakah jalan tol, jalur kereta api, pelabuhan hingga bandara yang dimiliki oleh Indonesia saat ini sudah lebih baik atau tidak dibanding dengan negara lain.
"Kita lebih baik atau tidak?" tanya Jokowi.
Serempak para pekerja yang hadir menjawab lebih baik. Jokowi kemudian menjelaskan, bahwa perbaikan ada setelah pemerintah saat ini mulai gencar melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.
"Baru sekarang ini kita bangun-bangun terus kan? Itu untuk kejar ketertinggalan. Biaya transportasi di Indonesia itu dibanding negara tetangga saja seperti Singapura dan Malaysia masih 2-2,5 kali lipat mahalnya karena infrastrukturnya belum baik. Oleh karena itu, kita kerja siang dan malam untuk selesaikan ini," tutur Jokowi.
Jokowi kemudian mengajak para pekerja konstruksi ini bisa meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti program sertifikasi yang dibuat. Kegiatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi diharapkan dapat menjadi pendorong peningkatan daya saing tenaga kerja konstruksi Indonesia.
"Kita harus kerja keras. Kita harus kejar pembangunan ini. Tapi semua infrastruktur yang dibutuhkan rakyat kita tidak akan terbangun dengan sendirinya. Dibaliknya ada kontribusi besar dari SDM kita. Bukan hanya banyak-banyakan pekerja, tapi juga terampil dan tersertifikat," pungkasnya. (eds/dna)