Padahal, penggunaan uang elektronik dipercaya mampu mempercepat waktu transaksi di gerbang tol sehingga mengurangi terjadinya penumpukan kendaraan di gerbang tol.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengaku masih mencari tahu penyebab pasti terjadinya kemacetan tersebut. Pasalnya, dirinya masih mengumpulkan informasi dari sejumlah cabang tol untuk mendapatkan penyebab kemacetan sebenarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang, sampai saat ini dirinya belum mendapat laporan dari masing-masing pengelola cabang atau ruas tol, termasuk yang sudah menerapkan 100% non tunai secara bertahap sebelumnya.
Herry sendiri meyakini, penggunaan uang elektronik banyak membantu mempercepat proses transaksi di gerbang tol.
"Saya belum dapat. Tapi sudah minta. Biar enggak salah diartikan karena kartunya, karena kan kartunya cepat. Tapi pas volumenya tinggi, kok macetnya bisa begitu? Tapi kalau dia akibat volume yang besar, tentu kita harus cari solusi lagi yang lain yang sesuai sama permasalahannya," ungkapnya.
Sejauh ini, analisis volume kendaraan yang melebihi kapasitas memang diperkirakan menjadi penyebab antrean ini. Pasalnya, penumpukan kendaraan biasanya terjadi hanya di jam-jam sibuk saja.
Untuk mengantisipasi volume yang melebihi kapasitas, pihaknya telah mendorong BUJT untuk menambah jumlah gardu atau memperluas gerbang tol jika masih memungkinkan untuk diperluas.
"Memang volumenya yang melebihi kapasitas gerbangnya bisa bikin antrean jadi panjang sekali. Seperti di Senayan, ini sedang dalam proses untuk penambahan jumlah gardu. Selama tempat memungkinkan, gardunya akan ditambah," pungkasnya. (eds/dna)