Bendungan Pertama Jokowi di NTT Sudah 98% Terbangun

Bendungan Pertama Jokowi di NTT Sudah 98% Terbangun

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2017 10:25 WIB
Foto: dok. Kementerian PUPR
Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan Raknamo di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) siap dilakukan pengisian air (impounding). Bendungan yang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan biaya sebesar Rp 710 miliar ini sekarang sudah mencapai progres fisik pembangunan 98,05% per 25 November 2017.

Hal tersebut disampaikannya saat acara Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) tahun 2017 di Bendungan Raknamo, Kupang, NTT, seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (29/11/2017).

Progres tersebut jauh lebih cepat dari target yang ditetapkan sebesar 52,92%, karena dukungan pembebasan tanah oleh Perum Perhutani, Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Kupang dan pemuka masyarakat setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Progres ini akan saya laporkan kepada Presiden, dan bila disetujui akan dilakukan impounding oleh Presiden Jokowi pada 20 Desember 2017 bertepatan dengan HUT Provinsi NTT," katanya.

Keberadaan Bendungan Raknamo diharapkan bisa menyediakan air baku di Kabupaten Kupang dengan debit sebesar 100 liter per detik, irigasi 1.250 hektar lahan pertanian di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak, pengendalian banjir daerah hilir Kota Kupang, pengembangan pariwisata, serta pembangkit listrik tenaga mikro hidro dengan daya 0,22 MW.

Basuki mengatakan Raknamo juga akan menjadi destinasi wisata baru di NTT. Untuk itu, Bendungan pertama yang dibangun oleh Presiden Jokowi ini harus bisa dijangkau sebagai tempat pacaran dan rekreasi bagi para pemuda dan pemudi di Kabupaten Kupang dan sekitarnya.

Menurutnya pembangunan bendungan selain untuk memenuhi kebutuhan air baku, secara tidak langsung juga mendorong perkembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar.

"Salah satunya rumah operasi pemeliharaan bendungan, kita bangun dengan unsur budaya lokal sehingga lebih artistik dan bisa dijadikan sebagai destinasi wisata baru yang dilengkapi dengan sarana wisata air," ujarnya.

Sebagai tambahan, selain Bendungan Raknamo, ada enam bendungan baru lainnya di Provinsi NTT yang sedang dikerjakan dan masih tahap persiapan. Dari keenam bendungan tersebut, dua diantaranya sudah dalam tahap konstruksi yakni Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu dan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka.

Sedangkan 4 lainnya sedang dalam tahap perencanaan dan persiapan teknis, yakni Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Kolhua di Kota Kupang, Bendungan Tefmo (Manikin) di Kabupaten Kupang dan Bendungan Lambo (Mbay) di Kabupaten Nagekeo.

Dalam kunjungan, Basuki juga melakukan aksi penanaman pohon di tempat yang sama. Aksi ini dilakukan serentak di 34 provinsi, diantaranya di Kalimantan Timur yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti dan Bali dipimpin oleh Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Rido Matari Ichwan. Hal ini sekaligus mengisi peringatan Hari Bakti PU ke-72 pada 3 Desember nanti, serta mendukung Hari Penanaman Pohon Indonesia.

Secara keseluruhan jumlah pohon yang ditanam di berbagai lokasi sungai, danau, embung dan waduk adalah 67.000 pohon dari berbagai jenis seperti pohon durian, nangka, matoa, sukun, mangga dan lain-lain.

Penghijauan dan pembangunan sarana tampungan air berupa bendungan dan embung sangat penting mengatasi krisis air yang sering dialami masyarakat di NTT akibat musim kemarau panjang.

"Kendala yang harus diatasi NTT jika ingin maju adalah ketersediaan air. Oleh karena itu Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian PUPR untuk membangun banyak tampungan-tampungan air mulai dari embung hingga bendungan besar. Bendungan besar sangat diperlukan di NTT saat kemarau, sementara embung-embung akan kering bila terjadi cuaca panas ekstrem," tukasnya. (eds/dna)

Hide Ads