Hal itu disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat ditemui di Sabang, Aceh, beberapa waktu lalu. Saat itu Budi Karya mengatakan, sisa waktu sekitar 9 bulan lagi tak cukup banyak untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang ada.
Menurutnya, kendala lahan menjadi satu hal yang membuat konstruksi LRT Jakarta belum bisa dikebut selesai untuk bisa digunakan saat Asian Games pada Agustus 2018 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami aware kalau masalah lahan, karena kan kita enggak ada akuisisi lahan. Jadi apakah beliau (Menhub) mengacu pada LRT Jabodebek atau MRT saya enggak tau, tapi kalau di kami enggak ada pembebasan lahan. Jadi bukan karena masalah lahan," kata Satya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (4/12/2017).
Lebih lanjut Satya mengungkapkan, yang menjadi tantangan utama dalam mengerjakan proyek ini ialah masalah cuaca. Di musim hujan seperti ini, pekerjaan proyek jauh lebih sulit untuk dilakukan. Namun Jakpro juga berupaya agar masalah cuaca tersebut dapat ditangani dengan baik.
"Ini sedang dibicarakan (langkahnya), termasuk misalnya tambah shift dan lain sebagainya. Tapi dalam minggu ini akan ada rapat khusus mengenai hal-hal yang bisa dikerjakan pararel, yang bisa dipakai teknologi, hal-hal yang bisa nambah orang," katanya.
"Jakpro fokus penyelesaian, memang dengan kondisi cuaca ini lebih keras. Makanya ada beberapa proses pararel yang kita lakukan, salah satu contohnya adalah rel sudah mulai kita pasang," sambung dia..
Lebih lanjut dirinya pun meyakinkan, bahwa saat ini pengerjaan proyek masih berjalan sesuai dengan rencana. Bahkan, Jakpro berupaya untuk melakukan percepatan agar pengoperasian bisa selesai pada bulan Juli 2018, atau lebih cepat sebelum Asian Games digelar.
"Sekarang ini kita masih sesuai track yang direncanakan. Dan kita upayakan untuk lebih cepat supaya bulan Juli bisa kita selesaikan. Jadi pada posisi November sedikit lebih lambat, lalu di Desember kita sudah mulai melakukan invoasi-inovasi supaya bisa mengejar percepatan di Juli 2018," tutupnya. (dna/dna)