Terancam Tenggelam di 2030, Jakarta Tak Cuma Butuh Tanggul

Terancam Tenggelam di 2030, Jakarta Tak Cuma Butuh Tanggul

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 08 Des 2017 11:25 WIB
Foto: Muhammad Fida/detikcom
Jakarta - Wilayah Jakarta Utara dan sebagian wilayah Jakarta lainnya terancam tenggelam pada tahun 2030 mendatang. Hal tersebut disebabkan oleh permukaan tanah wilayah Jakarta yang terus turun setiap tahunnya lantaran air tanah yang terus diserap oleh warga sebagai sumber air bersih.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, untuk mengatasi ancaman itu, pemerintah telah menginisiasi pembangunan tanggul pengaman pantai sepanjang 20 km sampai 2019 mendatang. Namun hal itu dirasa tak cukup untuk memitigasi resiko ancaman banjir di Jakarta di masa mendatang.

Permukaan tanah yang terus menurun lantaran pengambilan air tanah yang terus menerus menjadi penyebabnya. Mantan Menteri Keuangan itu bilang, pemerintah harus membangun penyediaan air bersih dan pengelolaan air limbah untuk menggantikan sumber air bersih warga Jakarta yang selama ini mengandalkan dari air tanah tadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena meskipun tanggulnya sudah cukup tinggi, tapi ternyata tinggi air lautnya itu lebih tinggi lagi. Sehingga meskipun sudah ada tanggul, tetap airnya masuk. Kenapa bisa terjadi seperti itu, karena ternyata penurunan muka tanahnya benar-benar terjadi," katanya saat ditemui di lokasi pengerjaan tanggul pengaman pantai paket II di Kalibaru, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2017).

"Sehingga kalau tahun 2030 tidak dilakukan apa-apa, maka Jakarta akan kena banjir dari dua arah. yang laut masuk, jadi hampir seluruh Jakarta Utara akan kena banjir laut, sedangkan yang daerah Jakarta yang lebih ke Selatan itu akan terkena banjir dari gunung," tambahnya.

Biaya investasi penyediaan air minum dan pengelolaan air limbah sebagai sumber air bersih di Jakarta pun tak main-main, mencapai Rp 89 triliun hingga tahun 2050.

Maka, ke depan pembangunan sistem penyediaan air minum dan pengelolaan air limbah di Jakarta harus segera dilakukan. Menjadi lebih miris ketika didapati fakta, bahwa Jakarta sebagai kota besar yang dihuni oleh belasan juta penduduk tidak memiliki sistem pengolahan air limbah.

"Kalau itu segera dibenahi, penurunan muka tanah agak bisa ditahan. Bukan disetop atau tidak bisa dibalikkan. Tapi yang penting, bisa diperlambat sehingga umur tanggul yang dibangun sekarang ini bisa dibangun lebih lama," pungkasnya.


(eds/zlf)

Hide Ads