Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Hermanto Dardak punya pandangan lain. Menurutnya, banjir Jakarta lebih disebabkan terhambatnya proyek infrastruktur penanggulangan banjir.
Proyek infrastruktur penanggulangan banjir yang dimaksud adalah sodetan Ciliwung yang hingga saat ini tak kunjung rampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekadar informasi, proyek sodetan Ciliwung saat ini masih terkendala lahan. Lahan yang dimaksud saat ini berstatus tanah milik negara. Hanya saja, di atas lahan tersebut saat ini dihuni oleh masyarakat.
Pemerintah provinsi DKI Jakarta yang punya tanggung jawab pembebasan lahan mengalami dilema, karena warga tak mau pindah tanpa ada ganti rugi, namun bila ganti rugi diberikan maka pemda akan menghadapi masalah hukum mengingat status kepemilikannya tersebut.
Saat ini proses penyelesaian sengketa tersebut masih belum rampung sehingga penyelesian proyek belum bisa dilakukan.
Hermanto Dardak melanjutkan, selain menyelesaikan proyek penanggulangan banjir, pemda DKI juga harus memperhatikan pengelolaan drainase.
"Itu tata kelola airnya ya perlu diperbaiki, kemudian jalan juga Jakarta kan hanya 7% dari luasnya (wilayah)," kata dia.
Sebelumnya, Pemda DKI menyebut bahwa banjir yang terjadi saat ini diakibatkan karena adanya proyek pembangunan di dalam kota. Tiang yang pancang yang menutup saluran air.
Dalam hal ini tiga proyek yang disebut pemerintah, yaitu proyek (Mass Rapid Transit) MRT, Light Rail Transit (LRT) dan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang menjadi permasalahan banjir Jakarta. (dna/dna)











































