Pasar Gembrong Mau Digusur Buat Jalan Tol, Bagaimana Nasib Pedagang?

Pasar Gembrong Mau Digusur Buat Jalan Tol, Bagaimana Nasib Pedagang?

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 08 Jan 2018 07:46 WIB
Pasar Gembrong Mau Digusur Buat Jalan Tol, Bagaimana Nasib Pedagang?
Foto: Trio Hamdani/detikFinance
Jakarta - Pasar Gembrong di Jakarta Timur rencananya akan digusur. Penggusuran dilakukan untuk pembangunan tol Becakayu yang berakhir di Kampung Melayu, Jatinegara.

Hal itu dibenarkan oleh Direktur Utama PT Waskita Karya, M Choliq, selaku kontraktor proyek tersebut saat dihubungi detikFinance, Minggu (47/1/2018).

"Ya itu memang land buat (tol) Becakayu" kata, Direktur Utama PT Waskita yang menangani proyek tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya saat ditanya lebih jauh, ia enggan berkomentar. "Detailnya bisa ditanyakan ke BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra Atmawidjaja, mengatakan proyek tol Becakayu nantinya akan berakhir di Kampung Melayu.

"Itu ujungnya di Casablanca, tinggal sedikit lagi dari Panjaitan itu belok ke Kampung Melayu. Nah, akhirnya di Kampung Melayu," ungkap Endra.

Sementara Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna, belum memberikan respons mengenai hal ini.

Kabarnya, eksekusi penggusuran Pasar Gembrong akan dilakukan mulai Maret 2018. Sejumlah pedagang mainan di Pasar Gembrong pun sudah mengetahui soal kabar ini.

Begini cerita selengkapnya:

Ini Respons Pedagang

Foto: Trio Hamdani/detikFinance
Karyawan toko mainan di sana, Yanto menuturkan kalau pedagang di sini sudah diberitahu oleh pihak kelurahan atau kecamatan.

"Sudah tahu lah (akan ada penggusuran). Kita tahu dari orang kelurahan, kecamatan. Mereka datang ke sini," jelasnya saat berbincang.

Kata dia, tiang pancang sudah mulai terlihat di sekitar pasar. Yang terdekat berlokasi di dekat Lampu Merah Kalimalang.

"Sudah ada tiangnya yang di depan Lampu Merah Kalimalang tuh. Kan arahnya kemari dia. akan Becakayu, Bekasi Cawang Kampung Melayu," tambahnya.

Pedagang lainnya juga mengatakan sudah mengetahui kabar tersebut. Karyawan toko mainan, Jali mengatakan bahwa para pedagang sudah tahu informasi tersebut dari pihak RT maupun kelurahan setempat.

"Kita sudah tahu bakal digusur. Dapat informasi dari RW, RT, kelurahan," katanya.

Namun dia belum mengetahui perihal pendirian tiang-tiang pancang yang sudah dibangun di sekitar area Pasar Gembrong. Hanya saja dirinya sudah mengetahui kabar bahwa penggusuran aktif dilakukan pada Maret 2018.

"Katanya Maret digusurnya," lanjutnya.

Rencana Penggusuran Masih Digodok

Foto: Trio Hamdani/detikFinance
Direktur Perencanaan dan Pengendalian PT Waskita Karya, Purma Jose Rizal, saat ini pihaknya tengah mengupayakan pengadaan tanah dengan instansi Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T).

"Lagi progress pengadaan tanah di P2T," ujarnya.

Saat ditanya jumlah kepala keluarga atau pedagang yang terimbas, Purma mengaku masih belum bisa memberikan rinciannya. Ia mengaku pihaknya masih menghitung jumlahnya.

"Lagi diinventarisir berapa jumlahnya," ungkap Purma.

Ada 2 Opsi Ganti Rugi, Apa Saja?

Foto: Trio Hamdani/detikFinance
Direktur Perencanaan dan Pengendalian PT Waskita Karya, Purma Jose Rizal mengatakan, nantinya pemilik tanah akan ditawarkan penggantian tanah atau dengan nominal uang.

"Jadi ada dua opsi diganti dengan tanah atau diganti dengan uang," ujarnya.

Lebih lanjut, Purma masih belum bisa mengungkap biaya pengganti yang disiapkan untuk pembebasan tanah. Selain itu harga pembebasan tanah juga masih belum dikonfirmasi.

"Besarannya belum tahu kan beberapa tahap. Nanti ada yang ngecek apakah aspek legalnya, hukumnya, telah terpenuhi baru bisa diketahui besarannya berapa," lanjutnya.

Selain itu Purma juga mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penghitungan jumlah kepala keluarga atau pedagang yang terkena penggusuran. Ia mengungkap bahwa pedagang mainan yang berada di lokasi pasar kemungkinan terkena imbasnya.

Pedagang Minta Ganti Rugi Sampai Puluhan Juta Rupiah

Foto: Agung Pambudhy
Pedagang menyatakan ganti rugi tersebut berupa pembelian lahan yang dimiliki pedagang oleh kontraktor proyek, Waskita Karya. Namun sampai saat ini belum ada kesepakatan harga antar kedua belah pihak.

Namun pedagang sudah punya usul berapa nilai lahan per meter yang idealnya harus dibayar kontraktor proyek.

"Belum ada kesepakatan harga. Tapi kalau pedagang maunya per meter Rp 50 juta. Sekarang belum ada pembicaraan sama pihak mereka," kata pedagang mainan, Purwanto.

Pedagang mainan lain, Fazry juga mengusulkan demikian. Menurutnya yang ideal lahan mereka dihargai Rp 50 juta per meter, namun tidak dipukul rata, tergantung seberapa strategis lokasi toko.

"Rp 50 juta tergantung. Itu pedagang yang di pinggir jalan raya. Kalau dalam beda lagi. Yang saya dengar (yang dinilai) dari tanah sama bangunannya. Misalnya untuk usaha, ada kamar mandi, ada dapur itu dibayar. Semua bangunannya juga dibayar," paparnya.

Sementara pedagang lain, Yanto, berkata lain. Dia meminta lahan mereka per meter minimal dihargai Rp 30 juta.

"Per meter saya pengennya gede, kalau dari gosip-gosipnya (pedagang) pengennya Rp 30 juta per meter, karena kalau di Kalimalang tanah kosong aja enggak ada bangunan Rp 12 juta. Apalagi ini (Pasar Gembrong), tanah untuk dagang. Pasar Gembrong orang dari mana-mana juga udah tahu," tambahnya.

Pasar Gembrong Lahan Emas Pedagang Mainan

Foto: Agung Pambudhy
Pedagang mengaku belum rela jika mereka harus digusur terkait adanya proyek Tol Becakayu. Mereka menganggap lahan Pasar Gembrong adalah lahan emas.

Salah seorang pedagang mainan, Haji Kadir mengatakan bahwa seluruh pedagang yang menggantungkan nasibnya dengan berjualan di area Pasar Gembrong masih ingin berjualan di sini.

"Pedagang sebenernya masih pengen di sini. Kalau dipindah terus enggak ada usahanya, masa mau tidur aja. Jadi masih 100% warga di sini masih pengen usaha di sini," katanya ketika berbincang.

Pedagang mainan, yang akrab disapa Bang Boy pun mengatakan bahwa para pedagang mengeluhkan adanya rencana penggusuran.

"Pada ngeluh. Ngeluhnya bukan apa-apa, di sini ibaratnya lahan emas. Mata pencaharian adanya di sini semua. Ibaratnya kalau pelebaran jalan doang enggak masalah, bisa mundur. Kalau digusur semua kelabakan. Nyari tanah emasnya semua susah lagi," jelasnya.

Pedagang Minta Penggusuran Habis Lebaran

Foto: Agung Pambudhy
Pedagang menginginkan tetap bisa berjualan di sana. Kalau pun harus pindah mereka minta tenggat waktu diperpanjang.

Para pedagang mengusulkan agar penggusuran dilakukan setelah lebaran. Sementara rencananya penggusuran dilakukan sekitar Maret 2018.

"Katanya Maret digurus. Kalau permintaan warga sini ditangguhkan abis lebaran. Tapi enggak tahu penentunya kan pemerintah, tapi pengennya warga abis lebaran," kata Pedagang Warteg di Pasar Gembrong, Sutrisno.

Pedagang game di Pasar Gembrong yang akrab disapa Bang Boy juga mengatakan kalau pedagang di sini inginnya pindah setelah lebaran, sementara kalau Maret dirasa terlalu cepat.

"Pengennya sih warga di sini bilang sampe lebaran jangan digusur dulu, minta napas lah ibaratnya," jelasnya.

Pedagang lain, Fazry juga mengusulkan hal serupa. Hanya saja para pedagang belum membicarakan kepada pihak kontraktor proyek Tol Becakayu, Waskita Karya.

"Pengennya abis lebaran. Cuma kita juga bingung, rencananya bulan Maret. Rencana (penggusuran) abis lebaran belum diusulin ke mereka. Dia (perwakilan kontraktor proyek) tahunya dari atasan disuruh bulan sekian udah harus kosong. Begitu pembayaran (ganti untung) kita dikasih, tempo 2 minggu harus pindah," jelas dia.
Halaman 2 dari 7
(ang/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads