Kontrak pekerjaan pembangunan jalan perbatasan itu meliputi ruas Nanga Era-Batas Kalimantan Timur (Kaltim) senilai Rp 178,47 miliar. Kontrak ini ditandatangani antara Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasing dengan Zeni TNI-Angkatan Darat. Konstruksi jalan sepanjang 60 km tersebut ditargetkan selesai dalam waktu 335 hari kedepan.
"Dengan pembangunan ini, maka pada akhir tahun 2018, dari hampir 850 Km jalan (parallel) perbatasan di Kalbar, yang belum tersambung tinggal 47 Km," kata Kepala BBPJN XI Timbul Pasaribu dalam keterangan resmi yang diterima detikFinance dikutip di Jakarta, Senin (15/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok Kementerian PUPR |
Timbul mengatakan, konstruksi jalan tersebut nantinya akan dilengkapi drainase-drainase jalan pada kiri kanan jalan di titik-titik tertentu. Ruang milik jalan ruas Nanga Era-Batas Kaltim lebarnya 25 meter pada sebagian besar jalan dan 15 meter pada spot-spot yang memiliki pengecualian. Selain itu, batas tingkat kecuraman tanjakan pada ruas tersebut adalah 10 persen atau sesuai dengan ketetapan dari Ditjen Bina Marga.
"Lingkup pekerjaan yang akan dilakukan Zeni TNI-AD yaitu membuka hutan, memasang gorong-gorong, pipa baja bergelombang yang untuk lokasinya sesuai hasil survey serta pembuatan jembatan sementara sepanjang 335 meter," imbuhnya.
Sementara itu Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, pembangunan jalan perbatasan akan menunjukkan kedaulatan NKRI dan menargetkan kondisi jalan tersebut bisa lebih bagus dibandingkan jalan negara tetangga. Arie menekankan peran penting konsultan pengawas dalam menjaga pekerjaan selesai tepat waktu dan tepat volume.
"Jalan perbatasan bisa juga menggunakan aspal karet, burtu (laburan aspal satu lapis) maupun burda (laburan aspal dua lapis). Pada 2019 harus tembus, ini usaha bersama-sama kita buktikan untuk dapat menimbulkan kebanggaan pada rakyat Indonesia dan ekonomi masyarakat perbatasan meningkat," ujar Arie.
Sebagai informasi panjang jalan paralel perbatasan negara di Kalbar adalah 850 km. Dari total panjang tersebut, hingga akhir 2017 masih ada 107 km diantaranya yang belum tembus atau masih kondisi hutan. Saat ini jalan yang kondisinya sudah beraspal tercatat sepanjang 327 km, yang kondisi agregat sepanjang 123 km dan jalan tanah 291 km.
Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Rachman Arief Dienaputra, Direktur Pembangunan Jalan Akhmad Gani Ghazaly Akman serta Direktur Jembatan Iwan Zarkasi. (eds/dna)












































Foto: Dok Kementerian PUPR