Proyek ini nantinya menjadi salah satu pilihan transportasi massa untuk masyarakat Jakarta. Diharapkan, dengan adanya kereta ringan ini bisa mengurai kepadatan lalulintas di Ibu Kota.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Satya Heragandhi, mengatakan masalah tarif LRT belum ditentukan sebab harus memperhitungkan tarif dari moda transportasi lainnya, serta rute-rute yang akan dituju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, kata Satya, tarif LRT Jakarta akan dihitung berdasarkan nilai keekonomian dari berbagai transportasi yang tersedia di ibu kota. Mulai dari taksi, ojek, hingga bus Trans Jakarta. Dari sana, Satya memperkirakan tarif LRT Jakarta berada di kisaran Rp 10 ribuan.
"Kalau sekarang kan kita prediksikan dari Dukuh Atas, Tanah Abang minimal naik taksi Rp 30 ribu, ojek Rp 22 ribu, lalu di bawahnya Trans Jakarta Rp 3.500. Nah kita ada dimana? Kita ada di sekitar Rp 10 ribuan," katanya.
Satya juga mengatakan, tarif tersebut akan sebisa mungkin dikeluarkan tanpa membebani APBN atau subsidi pemerintah. Namun, pembahasan nilai tarif tersebut saat ini masih terus diperhitungkan.
"Kita berharap (tarif) bisa seminimal mungkin tanpa subdisidi," tutupnya. (eds/eds)