Luhut Sebut Kereta Cepat JKT-BDG Bisa Diperpanjang Sampai Solo

Luhut Sebut Kereta Cepat JKT-BDG Bisa Diperpanjang Sampai Solo

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 05 Feb 2018 18:54 WIB
Luhut Panjaitan (Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance)
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah membuka peluang untuk memperpanjang jarak pembangunan kereta api cepat sampai ke Yogyakarta dan Solo dari yang semula hanya Jakarta-Bandung.

Peluang tersebut, kata Luhut, dikarenakan mendapat tugas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan evaluasi terkait dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Nantinya, koordinasi proyek tersebut akan berada di bawah Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman, dan dirinya akan memimpin rapat yang diadakan beberapa kali dalam satu minggu seperti halnya pada proyek LRT Jabodebek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, akan saya pimpin itu. Jadi apakah nanti 140 km, apakah ke Kertajati, atau kah mungkin kita pilihan sampai ke Yogya dan Solo, nanti kita hitung lagi," kata Luhut di Komplek Istana, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Luhut mengatakan, peluang tersebut masuk pada kajian yang tengah dilakukan bersama dengan PT SMI (Persero). Evaluasi tersebut akan rampung pada akhir bulan ini dan langsung dilaporkan kepada Presiden Jokowi.

Dia menyebutkan, evaluasi yang dilakukan bersama BUMN di bawah Kementerian Keuangan ini tidak menentukan akan dilanjutkan atau tidak. Presiden Jokowi akan menerima upaya penyelesaian proyek yang sudah dikerjakan dua tahun belakangan ini.

"Bukan soal lanjut atau tidak, tapi apa yang harus dilakukan, kalau lanjut pasti lanjut. Kereta api cepat presiden minta akhir bulan sudah ada evaluasi terintegrasi bagaimana bentuknya. Jadi saya diminta untuk mengkoordinasikan semua kementerian terkait yang menyangkut masalah kereta api cepat," tambah dia.

Menurut Luhut, kendala yang ada dalam pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini harus ditangani secara terintegrasi oleh kementerian/lembaga terkait. Oleh karena itu, kajian yang dilakukan bersama SMI juga membuka opsi untuk memperpanjang jarak.

"Ya bisa saja nanti, karena jarak rata-rata kereta api cepat itu jaraknya pada 300 km baru akan feasible, jadi kita belum tahu tapi opsi kita buka, tapi apa yang sekarang jalan kita jalani dulu, nanti 140 km dulu yang jalan ya 140 km," ujar dia.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, semakin jauh jarak pembangunan kereta cepat semakin bagus.

"Secara teoritis makin jauh makin bagus. Makin feasible makin jadi preferensi kita kan," kata Budi.

Dia menyebutkan, semakin jauh jarak pembangunan kereta api cepat maka semakin banyak pula penumpang yang diangkut, apalag jika menuju ke Bandara Kertajati. Meski demikian, mengenai investornya, Budi mengatakan masih dilakukan oleh China Development Bank (CDB).

"Kalau penumpangnya lebih jauh lebih banyak kan malah lebih feasible. Kalau Jakarta-Bandung umpamanya 30.000 penumpangnya tiba tiba begitu tambahin ke sana meski cuma 80 kilo ekstrim lah melonjaknya 3 kali lipat kan jadi lebih feasible, kan kalau Bandara itu rutin, orang dari Karawang mau ke Kertajati buat ke luar negeri disuruh bayar 300,000 kecil. Tapi bukan harian, contoh," kata dia. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads