Seminar ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Studi Pengembangan Wilayah HAP dan Urban and Regional Development Institute (URDI). Mereka merupakan perhimpunan dan lembaga yang bergerak di bidang pengembangan wilayah.
Hadir sebagai pembicara utama adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Hadir pula pihak Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR dan Bappenas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Jakarta adalah Ialu lintas yang sangat padat dan tanpa disiplin. Begitu banyak kerugian yang disebabkan olehnya, antara lain, waktu tempuh yang sangat panjang dan tak masuk akal lagi," ujarnya, Rabu (21/2/2018).
Dia menyebutkan, kendaraan bermotor tiap tahun meningkat tajam dengan rata-rata pertumbuhan di atas 5% selama 5 tahun terakhir. Sementara panjang jalan hanya bertambah kurang dari 0,1%.
Lanjut dia, dikutip BPS DKI Jakarta 2016, jumlah sepeda motor sudah sangat banyak. Porsinya lebih besar dibandingkan kendaraan lain.
Sepeda motor totalnya 73,92 %, mobil penumpang 19,58 %, mobil beban 3,83 %, mobil bus 1,88 %, dan kendaraan khusus 0,79 %.
"Dengan jumlah kendaraan bermotor lebih dari 18 juta unit, jika ditempatkan secara berjejer di seluruh jalan raya di Jakarta, maka mustahil bagi kendaraan tersebut bergerak, dengan kata Iain akan berhenti total. lni tentu saja sudah menjadi masalah sangat serius," terangnya.
Selanjutnya masalah pengembangan wilayah di lingkar luar Jakarta yang sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Namun menurut dia itu belum cukup optimal mengatasi persoalan.
"Akibatnya tak terhindarkan tumbuhnya Urban-Sprawl (pengembangan tak terkendali sepanjang jalan raya)," ujarnya.
Kepala Bappenas turut memberikan arahan dalam acara ini. Menurutnya, persoalan di Jakarta tak harus dilihat secara menyeluruh hingga kawasan sekitarnya.
Untuk menuntaskan masalah, misalnya mengenai transportasi, air bersih, hingga pertumbuhan ekonomi, butuh dukungan wilayah sekitarnya, atau Jabodetabek.
"Kita harus perhatikan Jakarta tak lagi berdiri sendiri. Kita tak tepat hanya bicara Jakarta, karena dia mencakup Banten, Jawa Barat. Kita harus bicara Jakarta sebagai metropolitan area," jelasnya.
Seminar ini pun diselanggarakan dengan tujuan agar dapat menghasilkan dokumen yang dapat digunakan sebagai acuan pemerintah menjadikan Jakarta sebagai kota yang nyaman, efisien dan ramah bagi. (dna/dna)