AP I Gelontorkan Rp 2 T Perluas Bandara Ngurah Rai

AP I Gelontorkan Rp 2 T Perluas Bandara Ngurah Rai

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Rabu, 21 Feb 2018 17:47 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan pihaknya tengah bersiap melakukan perluasan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali untuk menyambut pertemuan International Monetary Fund (IMF) di Bali.

Perluasan yang dilakukan terutama pada area apron atau tempat parkir pesawat. Untuk melakukan perluasan tersebut, Faik mengatakan, dibutuhkan dana sekitar Rp 2,1 triliun.

"Angka tersebut merupakan dana untuk penambahan fasilitas. Kalau pengembangan apron sebesar Rp 1,94 triliun," kata dia kepada detikFinance, Rabu (21/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Besarnya kebutuhan anggaran untuk melakukan perluasan apron atau tempat parkir pesawat, sambung dia, dikarenakan butuh reklamasi atau pengurukan laut di sisi barat bandara dengan ukuran 500x900 meter persegi.

Pengurukan perlu dilakukan, karena saat ini lahan yang tersedia di sekitar bandara sudah tidak ada lagi. Pembebasan lahan baru di sekitar bandara pun tak bisa dilakukan lantaran lahan di sekitar bandara merupakan wilayah adat.

Perluasan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya tampung bandara baik daya tampung pesawat maupun penumpang.

Mengingat, ada potensi peningkatan volume penumpang dan pesawat udara yang akan mendarat seiring dengan banyaknya delegasi negara-negara yang datang dalam pertemuan IMF.

Sedikitnya, 15.000 delegasi IMF-World Bank Annual Meeting akan meramaikan Pulau Dewata, Bali Oktober 2018 mendatang. Acara tahunan ini, dihadiri oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Hal ini tentu membuat Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi lebih sibuk.

"Denpasar ini kan menjadi salah satu backbone kita, dan termasuk bandaranya AP 1 kemudian traffic-nya cukup besar dan ini harus menjadi perhatian utama kita pertama konsentrasi kita terhadap pariwisata juga, fasilitas dan layanan yang lebih baik dari bandara jadi perusahaan perusahaan yang muncul yaitu kapasitas di airside dan landside," paparnya.

"Yang kita lakukan untuk mempersiapkan IMF adalah, kita ada harapan dari pemerintah adalah untuk bisa menambah apron agar lebih banyak pesawat yang bisa parkir. Tapi di landside-nya juga kita menata ulang agar public fasilitasnya lebih luas," katanya.

Ia menjelaskan, pihak AP I terus melakukan review bandara di Bali karena bali merupakan salah satu bandara terpadat dan memiliki persoalan yang tidak sedikit.

"Jadi kita secara detail kita review ulang dimulai masuk ke bandara, parkir, dropzone masuk ke dalam dipastikan semua akan berjalan dengan baik," ujar dia.

IMF-World Bank Annual Meeting 2018 direncanakan pada tanggal 9-14 Oktober 2018 mendatang, tapi pertemuan resminya sendiri berlangsung mulai tanggal 12-14 Oktober 2018. Sepanjang pertemuan tahunan di Bali kali ini diperkirakan ada lebih dari 2.000 pertemuan, baik dalam jumlah besar maupun kecil. (dna/dna)

Hide Ads