Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, beberapa di antaranya adalah pembangunan stasiun kota yang tadinya akan dibangun di antara Stasiun KAI Kota dan Gedung BNI. Namun ke depan akan dibangun di bawah median jalan pintu besar.
Hal tersebut dilakukan demi menjaga originalitas stasiun kota yang telah lama berdiri, selain daripada kemudahan konstruksi karena berada di luar benteng Kota Tua yang juga merupakan sejarah dari lokasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dibayangkan ketika MRT fase II di Kota Tua itu akan seperti itu dikembangkan. Bisa mengakomodir pembangunan kota yang modern," tambahnya.
Perubahan lokasi dari peta indikatif lainnya adalah pada stasiun Harmoni hingga Mangga Besar yang akhirnya akan dibangun di bawah jalan Gadjah Mada, bukan di bawah sungai. Sementara stasiun Glodok mengalami sedikit pergeseran ke arah Selatan akibat adanya pergeseran di Stasiun Kota.
"Kita harapkan appraisal mission untuk MRT Jakarta sudah selesai di Februari ini. Agustus 2018 dilakukan tender, November contract signing dan Desember sudah bisa dilakukan groundbreaking," pungkasnya. (eds/zlf)