Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun menjajal salah satu ruas Trans Papua dari Merauke hingga Boven Digoel 431 kilometer (km). Namun ia merasa kecewa sekaligus geram, sekitar 58 km di ruas itu dalam kondisi rusak parah.
Lalu apa penyebabnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena tujuannya dulu bagaimana sepanjang-panjangnya jalannya dibangun," tuturnya di Jayapura, Papua, Sabtu (17/3/2018).
Baca juga: Dear Pak Jokowi, Jalan Trans Papua Rusak Nih |
Sementara tanah di wilayah tersebut kebanyakan adalah rawa. Sehingga ketika kadar air meningkat akan merusak aspal yang ada. Tipisnya aspal juga membuat air mudah terserap.
Akhirnya pemerintah memutuskan untuk melakukan perbaikan. Empat paket pengerjaan sudah dilakukan lelang dan ditentukan pemenangnya pada pertengahan Februari kemarin.
Namun hingga kini belum ada alat berat yang ada di lokasi. Hal itulah yang membuat Menteri Basuki geram lantaran lambatnya pengerjaan.
"Untuk ruas itu ada empat kontraktor, tapi saya lupa namanya," tambah Osman.
Selain itu, di beberapa titik juga tengah dilakukan pemasangan pipa gorong-gorong baja atau aramco. Pengerjaannya belum dituntaskan dan hanya ditutupi dengan tanah.
Demi menindaklanjuti arahan sang menteri, Osman akan mendorong para kontraktor agar secepatnya mengerjakan proyek tersebut. Dengan tenggat waktu akhir bulan ini atau awal April semua alat berat sudah didatangkan.
"Kalau akhir bulan ini nggak action juga ya dibatalin (kontraknya). Apes ajalah sebenarnya sudah ada kontrak kok alat-alatnya enggak ada," tuturnya.
Tahun ini pihaknya menargetkan bisa memperbaiki 70 km ruas Merauke-Boven Digoel. Nantinya pengerjaan jalan itu akan dilapisi dengan aspal setebal 6 cm.
Selain itu materialnya akan menggunakan soil cement atau hasil pencampuran tanah, semen dan air. Di bawahnya juga akan dilapisi batu dan pasir. (ara/ara)











































