Hore! 12 Kereta MRT dari Jepang Akhirnya Tiba di Jakarta

ADVERTISEMENT

Hore! 12 Kereta MRT dari Jepang Akhirnya Tiba di Jakarta

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 04 Apr 2018 10:07 WIB
Foto: Dok. PT MRT Jakarta
Jakarta - Setelah mengarungi lautan selama hampir 30 hari, dan beberapa kali molor dari jadwal kedatangan, dua trainset atau rangkaian kereta (dua belas kereta) MRT Jakarta akhirnya tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta hari ini. Kereta MRT yang dikirim dari Pelabuhan Toyohashi di Jepang itu tiba di Priok pada subuh pagi tadi.

Demikian dikutip detikFinance dari keterangan resmi PT MRT Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Adapun proses penurunan kereta dari kapal kargo akan dilakukan pada Kamis besok, 5 April 2018 dan dilanjutkan untuk proses pengiriman ke Depo Lebak Bulus dengan menggunakan multi-axle trailer menuju ke Depo Lebak Bulus.





Proses pengiriman akan berlangsung hingga tanggal 8 April 2018 sejak pukul dan dilakukan setiap pukul 22.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB untuk mengurangi dampak kepadatan lalu lintas yang ditimbulkan.

Guna memastikan proses pengiriman berjalan lancar, PT MRT Jakarta telah melakukan serangkaian uji coba dan simulasi pengiriman sejak Februari 2018 lalu. Kereta MRT Jakarta adalah kereta baru yang dibuat oleh perusahaan kereta api Nippon Sharyo, Jepang.

Untuk empat belas set rangkaian berikutnya akan mulai dikirim pada akhir Juni dan ditargetkan pada akhir Oktober seluruh enam belas set rangkaian kereta MRT Jakarta akan tiba di Jakarta dan disiapkan untuk mengikuti rangkaian proses trial run.

Pada fase 1 ini, PT MRT Jakarta menyiapkan enam belas set rangkaian kereta di mana empat belas set rangkaian akan di operasikan dan dua set akan disiagakan sebagai cadangan. MRT Jakarta akan beroperasi pada pukul 05.00 hingga 24.00 WIB dengan rentang waktu antar kereta lima menit pada jam sibuk.

Hadirnya MRT Jakarta akan menjadi terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.



(eds/zlf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT