Pencairan utang untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dilakukan secara bertahap. Dalam 3 bulan mendatang, utang yang dicairkan akan mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13,5 triliun (asumsi kurs US$ 1= Rp 13.500).
Demikian disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat meninjau proyek kereta cepat, di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Pada dasarnya ini akan terus kita tarik ya. Memang targetnya 2-3 bulan ini kita akan menarik US$ 1 miliar. Tapi bertahap supaya kita jangan belum apa-apa sudah bayar bunga," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah, pinjaman sudah mulai keluar. Tapi kita memang hati-hati betul kalau pinjaman, kita nggak mau narik kalau nggak butuh. Jadi yang kemarin kita pertama tarik US$ 170 juta. Untuk membayar kontraktor, uang muka kontraktor dari China maupun kontraktor Indonesia," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang 142,3 km. Kereta cepat ini memiliki 4 stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung.
Proyek ini dikembangkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di mana kepemilikan sahamnya ialah 60% PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% Beijing Yawan HSR Co.Ltd.