Pada paket pertama atau pembangunan apron barat, saat ini sudah mencapai 1,9%. Ini karena untuk pengerjaan secara utuh belum bisa dilakukan lantaran masih menunggu izin.
"Sampai hari ini kita sudah mendapatkan perizinan yaitu izin lokasi, izin lingkungan, namun saat ini kami masih menunggu salinannya dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan dan yang terakhir adalah ijin pelaksanaan reklamasi," kata Arie Ahsanurrohim, Kepala Humas Bandara I Gusti Ngurah Rai di Kuta, Bali, Jumat (4/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom |
Arie menambahkan, hal ini pihaknya juga masih berproses karena syarat izin pelaksanaan reklamasi salah satunya harus ada ijin lokasi dan ijin lingkungan.
Atas kondisi itu proyek pembangunan saat ini baru bisa masih mengerjakan pekerjaan non reklamasi. Untuk mengejar target kegiatan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 pada bulan Oktober nanti, reklamasi dinilai paling efisien dan paling efektif.
Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom |
"Kalau tiang pancang sebetulnya kami bisa. Tapi tidak efektif untuk mengejar target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga kami memberanikan diri (untuk mereklamasi) meskipun isu reklamasi di Bali sangat sensitif," tegasnya.
Untuk itu, pihak bandara sudah mencoba untuk sosialisasi memberikan pencerahan baik kepada desa penyangga maupun pihak terkait tentang rencana reklamasi ini. Bahwa ini memang komitmen pemerintah untuk kepentingan umum yaitu untuk fasilitas penerbangan.
Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom |
"Saat ini reklamasi akan dilakukan pada lahan 6 hektar. Itu dikerjakan untuk kebutuhan IMF saja. Kalau usulan perluasan dengan reklamasi seluruhnya ada 47,9 hektar," papar Arie.
Penambahan untuk apron di atas lahan baru 6 hektare ini bisa untuk kapasitas pesawat 3 pesawat besar dan 6 narrow body.
Sedangkan untuk dua paket lain, progresnya relatif lebih cepat. Untuk pembangunan apron timur saat ini telah mencapai 20,9%. Pun demikian dengan paket tiga, pembangunan gedung vvip. Update terakhir di angka 5 persen progres pembangunan fisiknya.
Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom |
Seluruh paket ditargetkan rampung pada akhir Agustus 2018. Pada bulan September sudah akan dilakukan uji coba operasional dan sertifikasi dari Dirjen Perhubungan Udara untuk memastikan fasilitas apron tersebut bisa digunakan di dalam penerbangan.
"Kami sudah bersepakat dengan seluruh kontraktor atau vendor yang melaksanakan pekerjaan semuanya selesai di 31 agustus 2018. Jadi sebelum acara IMF-World Bank itu tidak ada pekerjaan yang tersisa," pungkasnya. (hns/hns)












































Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom
Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom
Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom
Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai-Bali Foto: Nandhang Astika/detikcom