Jakarta Loop Line Bakal Dibangun di Atas Jalur Kereta Eksisting

Jakarta Loop Line Bakal Dibangun di Atas Jalur Kereta Eksisting

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 16 Mei 2018 12:05 WIB
Foto: Tim Infografis, Kiagoos Auliansyah
Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk sedang melakukan kajian awal proyek pembangunan kereta layang di Jakarta atau Jakarta loop line. Lintasannya akan berada di atas jalur eksisting KRL Jabodetabek. Lantas, apakah operasional kereta di bawahnya nanti akan terganggu?

Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata menyatakan, pihaknya pun sedang memikirkan agar pembangunan loop line tidak mengganggu beroperasinya KRL Jabodetabek.

"Ini supaya tidak mengganggu operation kereta yang ada di bawahnya itu nanti akan menjadi isu yang menurut saya paling besar," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adhi Karya sendiri adalah bagian dari konsorsium yang terdiri dari 3 badan usaha yang menginisiasi dibangunnya proyek tersebut. Konsorsium terdiri dari Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi. Pihaknya akan mencari cara agar aktivitas kereta di jalur eksisting tetap normal.

"Tentunya nanti dengan metode konstruksi ya. Kalau lihat (lintasan LRT) yang di Kuningan atau Cibubur itu kan kita gunakan banyak metode-metode kerja untuk tidak ganggu aktivitas di bawahnya. Misalnya dengan launching girder, dengan precast system," jelasnya.



Dengan metode tersebut bisa meminimalkan gangguan yang dialami aktivitas di bawah area konstruksi, dalam hal ini lintasan KRL Jabodetabek.

"Seperti itulah yang akan kita lakukan. Kemudian nanti untuk kepala tiangnya akan banyak tempat tempat yang gunakan sistem portal," lanjutnya.

Dia menambahkan, adanya transportasi massal loop line sudah menjadi kebutuhan mendesak. Pasalnya ketersediaan layanan moda transportasi umum di Indonesia masih dianggap kurang.

"Kalau di kita memang masih kurang sekali, sehingga kita perlu mengejar ketinggalan ini. Apalagi populasi penduduk di Jakarta jauh lebih besar daripada kota kota lain di dunia, sementara panjang dari rel kereta yang terbangun untuk angkutan massal di perkotaan kan masih sangat sangat kecil," tambahnya.
(eds/eds)

Hide Ads