Pada Desember 2017, perseroan sudah melakukan feasibility study yang dilakukan oleh Bechtel Corporation
Ratu Prabu sudah melanjutkan koordinasi dengan pemerintah seperti Menteri Perhubungan, BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek), Bappenas dan pemangku kepentingan lainnya sambil mengurus perizinan yang dibutuhkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 7 Perusahaan Asing Minat Jadi Kontraktor
Foto: Luthfy Syahban/Infografis
|
Direktur Utama ARTI Burhanuddin Bur Maras mengatakan tujuh perusahaan tersebut berasal dari Korea Selatan dan China. Persisnya enam di antaranya perusahaan asal China, dan satu dari Korea Selatan.
"Sekarang kita sudah undang para kontraktor yang ada minat bangun proyek ini. Peminatnya yang sudah kita undang, enam perusahaan China, satu Korea. Tujuh perusahaan sangat minat partisipasi bangun proyek ini," katanya saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (16/5/2018).
Kontraktor yang bakal terlibat dalam pembangunan LRT Ratu Prabu ini lah yang nantinya juga akan menyediakan dana pembangunan.
"Proyek ini kontraknya sebagai EPC plus F, engineering, procurement, construction, dan pendanaan (financing). Para kontraktor yang minat juga harus sediakan pendanaannya. Dan keadaannya berjalan lancar," lanjutnya.
Sudah Dapat Lampu Hijau dari Pemerintah
Direktur Utama Ratu Prabu Burhanuddin Bur Maras Foto: Ardan Adhi Chandra
|
Direktur Utama ARTI Burhanuddin Bur Maras menyampaikan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan. Perusahaan telah mendapatkan lampu hijau terkait perizinan. Ratu Prabu akan menerima izin setelah proses tender dengan kontraktor benar-benar selesai.
"Izinnya secara formal sudah diberikan Kementerian Perhubungan. Izinnya akan bapak menteri (Budi Karya Sumadi) keluarkan apabila kita sudah dapat kesepakatan dengan kontraktor," katanya.
Dia melanjutkan, bersama kontraktor, kerja sama yang dijalin kemungkinan dengan membentuk joint venture atau perusahaan gabungan.
Dibangun Tahun Depan?
Ilustrasi Lintasan LRT/Foto: Agung Pambudhy
|
Direktur Utama ARTI Burhanuddin Bur Maras mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar proses tender dari tujuh perusahaan asing yang berminat terlibat membangun proyek tersebut. Setelah itu pembangunan bisa dilaksanakan.
"Setelah kita selesai periksa peralatannya, kesanggupan keuangannya, periksa izinnya, kita perkirakan 1 tahun dari sekarang (bisa konstruksi)," katanya.
Setelah pembangunan bisa dilaksanakan, dirinya memperkirakan butuh waktu kurang lebih dua tahun untuk menyelesaikan LRT fase I ini. LRT fase I Ratu Prabu memiliki panjang 115 km bernilai investasi Rp 94 triliun.
"Fase pertama kita rencanakan pelaksanaan fisik dua tahun. Mereka (kontraktor yang terpilih) harus gunakan peralatan tercanggih di dunia," jelasnya.
Halaman 2 dari 4