Malaysia mengatakan pihaknya membatalkan pembangunan rel kereta cepat sepanjang 350 kilometer (km) dengan biaya sekitar US$ 17 miliar. Jika terealisasi, kereta cepat ini selesai di 2026 dan akan menghubungkan Kuala Lumpur dengan Singapura.
Meskipun Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad berjanji untuk meninjau investasi selama kampanyenya pada awal tahun, namun pengumuman pembatalan ini relatif tiba-tiba pasca perencanaan yang sudah dilakukan beberapa tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singapura sampai saat ini belum menerima keputusan resmi dari Malaysia tersebut. Menteri Transportasi Singapura mengatakan negara itu terus mengeluarkan biaya karena menunggu keputusan dari pemerintah Malaysia.
Ketika selesai, kereta cepat ini diharapkan mampu mempersingkat waktu perjalanan antara dua titik yang saat ini membutuhkan lebih dari empat jam dengan mobil menjadi hanya 90 menit.
Meskipun konstruksi untuk proyek belum dimulai, pembatalannya kemungkinan akan berdampak pada bisnis yang terkait dengan proyek tersebut.
Berikut selengkapnya.
Perusahaan Konstruksi Kehilangan Potensi Pendapatan
|
Foto: Ilustrasi
|
Nama-nama yang akan mendapatkan kerugian dari dibatalkannya proyek ini adalah Gamuda dan Malaysian Resources Corporation, perusahaan konstruksi yang telah ditunjuk sebagai mitra proyek infrastruktur sipil untuk bagian utara proyek kereta cepat, serta YTL, yang dipilih untuk bagian selatan proyek.
Perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka telah menerima pemberitahuan pembatalan dan bahwa semua negosiasi dihentikan. Ketiga perusahaan tidak segera berkomentar.
Perusahaan-perusahaan kereta api utama yang telah berebut untuk membangun, mengoperasikan dan membiayai proyek ini mungkin juga akan kecewa.
"Para konsorsium China dan Jepang dianggap sebagai yang terdepan," kata Corrine Png, Kepala Eksekutif Perspektif Krusial.
Berita Baik bagi Maskapai Kuala Lumpur-Singapura
|
Foto: (planespotters)
|
"Investor telah memotong tarif bahwa (maskapai penerbangan tertentu akan) kehilangan banyak perjalanan karena banyak penumpang yang beralih ke kereta cepat," kata Corrine.
Di antara nama-nama yang diperkirakan paling berdampak adalah Jetstar Asia yang 10% rutenya melayani Kuala Lumpur-Singapura, serta AirAsia Group dan Singapore Airlines, yang melihat rute tersebut berkontribusi sekitar 4% dari total penerbangan
Selain dari maskapai penerbangan, industri yang terkait dengan sektor ini, termasuk bandara dan penyedia layanan, juga diharapkan menjadi penerima manfaat. Secara khusus, dibatalkannya proyek kereta api akan menguntungkan bagi perusahaan penanganan darat SATS dan penyedia layanan pemeliharaan jalur yang terdaftar di Singapura SIA Engineering.
Pengembangan Jurong Lake Terhambat
|
Ilustrasi Foto: Andhika Prasetia
|
Sarana transportasi kereta cepat tidak hanya menjadi satu-satunya opsi untuk menghidupkan distrik tersebut, masih ada Pelabuhan Tuas yang juga bisa mendongkrak perekonomian daerah setempat.
"Karena efek multiplier (berpotensi dihasilkan oleh Jurong East terminus) akan terjadi hanya setelah dimulainya (rel kecepatan tinggi) yang semula dijadwalkan untuk 2026, dampaknya terhadap bisnis dan pengembangan yang ada sangat minim," kata Tay Huey Ying, Kepala Riset dan Konsultasi JLL Singapura.
Alice Tan, Kepala Konsultan dan Penelitian Knight Frank Singapore, menyebut proyek kereta api hanya bonus untuk daerah tersebut. Dia menambahkan bahwa dengan atau tanpa kereta api, sudah ada sejumlah rencana untuk mengembangkan distrik pusat bisnis kedua.
Meskipun Jurong secara keseluruhan bisa baik-baik saja tanpa kereta api, mungkin ada pertanyaan untuk Genting Hotel Jurong. Hotel ini dibuka pada tahun 2015 dan terletak dalam jarak berjalan kaki di mana terminal kereta api berkecepatan tinggi Singapura Jurong East akan dikembangkan.
Meskipun laporan tahunan 2017 menyebutkan bahwa properti secara konsisten berkinerja lebih baik daripada tingkat hunian rata-rata industri di atas 90% sepanjang tahun, perusahaan bisa saja mengandalkan stasiun kereta api untuk meningkatkan pendapatan masa depannya.
Seorang juru bicara untuk unit Genting mengatakan bahwa hotel dibangun untuk menyambut pengunjung dan komuter dari Malaysia mengingat kedekatannya dengan lokasi yang direncanakan untuk stasiun kereta. Namun, pihak Genting Singapore menolak berkomentar.
Dibatalkan karena Tidak Menguntungkan
|
Foto: BBC World
|
Perdana Menteri Malaysia Mahathir mengatakan proyek itu dibatalkan karena tidak menguntungkan mengingat biayanya yang diperkirakan pemerintahnya sekitar 110 miliar ringgit Malaysia (atau US$ 27,6 miliar). Dia sebelumnya mengatakan kepada media bahwa pemerintahan baru akan meninjau investasi asing di Malaysia, termasuk yang terkait dengan Jalur Sutra China.
"Mengingat posisi fiskal Malaysia yang lemah dan bahwa beberapa proyek ini memiliki nilai ekonomi yang meragukan, (membatalkan beberapa proyek infrastruktur besar) mungkin bukan hal yang buruk," Alex Holmes, Ekonom Asia di Capital Economics.
Meskipun pertumbuhan investasi kemungkinan akan turun tajam, pembatalan itu mungkin menjadi yang terbaik bagi Malaysia. Perekonomian Malaysia memiliki risiko overheating, mengingat pertumbuhan yang kuat, dan proyek infrastruktur dapat memperburuk posisi fiskal negara itu.











































