MRT Fase Bundaran HI-Kampung Bandan Lebih Mahal, Kok Bisa?

MRT Fase Bundaran HI-Kampung Bandan Lebih Mahal, Kok Bisa?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 12 Jun 2018 10:28 WIB
MRT Fase Bundaran HI-Kampung Bandan Lebih Mahal, Kok Bisa?
Foto: Achmad Dwi Afriyadi
Jakarta - Pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) fase I sudah hampir rampung. Saat ini, kontruksi proyek kereta yang menghubungkan Lebak Bulus dan Bundaran HI telah mencapai 94,2%.

Proyek ini terus dikebut sejak groundbreaking pada 2013 lalu. Kemudian, dengan segala persiapannya sampai saat ini, MRT Jakarta dijadwalkan beroperasi Maret 2019.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyempatkan diri untuk melihat perkembangan proyek itu kemarin. Darmin mengatakan, MRT memiliki konsep yang modern. Adanya kereta ini juga akan membuat gaya hidup masyarakat menjadi modern.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan MRT tak berhenti pada fase I. Proyek MRT fase II menghubungkan Bundaran HI dan Kampung Bandan saat ini tengah disiapkan. Proyek ini menelan biaya lebih mahal dari fase I yakni mencapai Rp 22,5 triliun. Berikut ulasannya.

Darmin Cek MRT Sampai Mandi Keringat

Foto: Achmad Dwi Afriyadi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memantau pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I kemarin. Lokasi proyek yang dikunjungi Darmin ialah Stasiun MRT di Senayan.

Dari pantauan detikFinance di lokasi, Senin (11/6/2018), Darmin tiba pukul 16.00 WIB. Saat memasuki proyek, Darmin mengenakan sejumlah pengaman seperti helm, rompi, hingga sepatu pengaman.

Dalam kunjungan ini, Darmin ditemani Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar. Saat berkunjung, Darmin menyusuri proyek hingga lantai paling dasar untuk melihat rel kereta. Artinya, Darmin mesti turun sampai dua lantai. Dia tampak berkeringat.

Sesekali Darmin menyeka keringatnya dengan handuk. Sebab, kondisi di dalam proyek agak pengap. Apalagi, banyak orang yang ikut menemani Darmin.

William mengatakan, progres konstruksi proyek ini mencapai 94,2%. "Per hari ini 94,2%," kata dia.

Darmin pun bertanya, apakah MRT ini bisa dipakai saat Asian Games 2018. "Nanti sebelum Asian Games bisa?"tanya Darmin.

"Yang kita pastikan jalan lurus, tidak ada jalan belok, bagian trotoar (atas) kita selesaikan," jawab William.

"Tapi berfungsinya kereta belum," tambahnya.

MRT Ubah Gaya Hidup Jadi Modern

Foto: Dok.MRT
Darmin Nasution teringat masa sekolah saat mengujungi proyek mass rapid transit (MRT) Stasiun Senayan. Dia mengaku, alat transportasi sejenis ini sering dia pakai saat sekolah di Perancis.

"Artinya begini, saya sekolah tahu di mana? Saya sekolah di Paris, di Paris itu tiap hari naik beginian ini. Jadi saya waktu masuk tadi, kesan pertama saya ini didesain dengan baik, dengan apik," kata Darmin di lokasi proyek, Jakarta, Senin (11/6/2018).

Darmin juga mengatakan, MRT memiliki konsep modern. Artinya, kata dia, gaya hidup masyarakat juga akan semakin modern.

"Itu berarti kita sudah akan mulai dengan kebiasaan hidup modern yang jarak 15-20 km dari sini (Senayan) orang bisa memperkirakan nggak meleset satu menit pun. Dia akan sampai, kalau 8.30 akan sampai 8.30," ujar dia.

Menurut Darmin, kebiasaan masyarakat modern selanjutnya ialah mulai mengenal wilayah berdasarkan stasiun. Orang akan lupa nama wilayah pada umumnya.

"Itu berarti juga kebiasaan orang mencari rumah, apartemen mulai mengarah ke tempat stasiun yang tidak jauh. Orang akan mulai mengenal daerah berdasarkan nama stasiun yang baru. Orang akan lupa wilayah umumnya itu. Dia akan ingat stasiunnya itu," sambungnya.

Kemudian, orang akan semakin cepat dalam menjangkau suatu wilayah.

"Menurut saya suatu upaya dasar yang akan mempengaruhi kebiasaan kita. Yang tadinya dia terlambat setengah jam normal, kalau lebih setengah jam baru terlambat namanya. Ke depan nggak begitu, satu menit terlambat. Dan itu pelan-pelan mempengaruhi yang lain," tutupnya.

MRT Fase Bundaran HI-Kampung Bandan Telah Rp 22,5 Triliun

Ilustrasi/Foto: Dok.Instagram
Pembangunan mass rapid transit (MRT) fase II akan menelan investasi jauh lebih mahal dibanding fase I. Hal itu lantaran MRT fase II yang menghubungkan Bundaran HI dengan Kampung Bandan bakal menggunakan jalur bawah tanah seluruhnya.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, untuk fase I menghabiskan biaya Rp 16 triliun. Untuk fase II, nilai investasinya Rp 22,5 triliun.

"Rp 16 triliun untuk fase I. Fase II kita baru dapat persetujuan dari pihak Jepang sekitar Rp 22,5 triliun, itu yang akan kita akan groundbreaking bulan Desember nanti," kata dia di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2018).

Dia mengatakan, MRT fase I sepanjang 16 km. Sementara, fase II sepanjang 8,3 km.

William mengatakan, pembangunan fase II akan sama dengan fase I yakni menggunakan pinjaman dari Jepang. William bilang, nilai investasi fase II lebih mahal karena jalurnya semua berada di dalam tanah.

"Dananya dari Jepang juga. Memang lebih mahal, karena itu jalur bawah tanah semua, tidak seperti ini (fase I) dan lebih dalam," tutupnya.
Halaman 2 dari 4
(eds/eds)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads