Jepang Siap Guyur Utang Rp 25,6 T untuk MRT Fase I & II

Jepang Siap Guyur Utang Rp 25,6 T untuk MRT Fase I & II

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 26 Jun 2018 08:33 WIB
1.

Jepang Siap Guyur Utang Rp 25,6 T untuk MRT Fase I & II

Jepang Siap Guyur Utang Rp 25,6 T untuk MRT Fase I & II
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Progres konstruksi mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran HI mencapai 94,6%. Progres itu terdiri dari pembangunan jalur bawah tanah sudah mencapai 96,83% dan pengerjaan jalur layang 92,39%.

Dengan progres yang hampir rampung pada fase pertama itu, PT MRT Jakarta pun siap untuk membangun pengerjaan fase II. Rute MRT fase II sendiri ialah Bundaran HI-Kampung Bandan dengan panjang 8,6 kilometer (km).

Dalam pembangunan rute fase II tersebut, pihak Jepang disebut telah setuju untuk memberikan dana pinjaman. Lantas, berapa jumlah pinjaman yang akan diberikan oleh Jepang?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak berita selengkapnya.
Pinjaman dana dari pihak Jepang akan diberikan melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Mereka siap memberikan pinjaman tersebut untuk pembangunan MRT Jakarta.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan bahwa pihak Jepang telah menyetujui untuk memberikan pinjaman sebesar Rp 25,6 triliun.

"Jadi (pinjaman) itu sebesar kurang lebih Rp 25,6 triliun," kata William usai meninjau proyek MRT fase I di Bundaran HI, Jakarta.

Dari sana, William mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mengerjakan proyek MRT Fase II.

"Kita sedang bersiap melaksanakan fase yang kedua, mulai dari Bundaran HI ke Kampung Bandan," jelasnya.

William menjelaskan bahwa dana pinjaman sebesar Rp 25,6 triliun yang akan diberikan Jepang tak akan digunakan seluruhnya untuk pembangunan MRT fase II. Sebab untuk fase II nilai investasinya hanya sebesar Rp 22,5 triliun.

Sementara sisa dana pinjaman Jepang akan digunakan untuk pekerjaan tambahan atau variations order serta penyesuaian harga yang belum masuk dalam kontrak awal MRT dengan kontraktor pada fase pertama.

"Jadi Rp 22,5 triliun itu untuk fase II. Kemudian ada Rp 2,6 triliun untuk tambahan dana fase 1. Angkanya agak kurang pas itu, karena kurs yen berubah-ubah," jelasnya.


Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan pemerintah akan segera melakukan penandatangan kontrak pinjaman pada Juli 2018, atau bulan depan.

"Itu akan ditandatangani oleh Pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia, paling lambat Juli. Juli bulan depan," kata Wiliam.

Nilai investasi untuk proyek MRT fase II sepanjang 8,6 km ini sendiri memang lebih mahal dibandingkan fase I. Untuk fase I menghabiskan biaya Rp 16 triliun dengan panjang 16 km, sementara fase II nilai investasinya Rp 22,5 triliun dengan rute yang lebih pendek.

William sempat menjelaskan, bahwa lebih mahalnya pembangunan MRT fase II ini lantaran seluruh jalurnya berada di dalam tanah. Ditargetkan, pembangunan MRT fase II ini sudah bisa dimulai pada Desember 2018.

Hide Ads