Beberapa pembangunan infrastruktur besar yang mulai berjalan di era Kabinet Kerja diantaranya Pembangunan Bandara Sukabumi, Pelabuhan Patimban Subang, Double Track Kereta Api Sukabumi, jalan tol Bocimi dan terbaru bandara Kertajati.
"Ini sebetulnya merupakan rencana lama.Tapi tentu saja sangat positif. Cuma satu hal harus ada ruang pemanfaatan bagi masyarakat secara langsung," kata pengamat infrastruktur yang juga guru besar ITB Harun Al Rasyid dalam paparannya yang dikutip detikFinance, Rabu,(18/7/2018).
Disarankannya, untuk mendukung pembangunan yang telah diinisiasi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat setempat harus bisa memanfaatkan dalam pengembangan usaha lanjutan di kawasan masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, konektifitas menjadi misi utama dari Kabinet Kerja dalam pembangunan infrastruktur.
Salah satu yang akan dimulai pembangunannya pada akhir Juli ini adalah pelabuhan internasional di Patimban Kecamatan Pusaka nagara Kabupaten Subang.
Di lokasi pembangunan Pelabuhan Patimban areal lahan yang telah dibebaskan mencapai 372 hektar menggunakan dana dari pemerintah pusat. Penetapan lokasinya juga telah dikeluarkan pemerintah pusat sejak 2016 lalu dan Pemprov Jabar.
Pembangunan Pelabuhan Patimban terbagi menjadi beberapa tahapan. Misalnya, untuk Tahap I fase pertama, Pelabuhan Patimban akan memiliki terminal kendaraan dengan dermaga sepanjang 300 meter serta terminal peti kemas 420x35 meter.
Fase kedua nantinya akan dikembangkan terminal kendaraan hingga 690 meter. Sementara itu, terminal peti kemas diperpanjang dan diperluas menjadi 1.740x35 meter dari total panjang dermaga keseluruhan 4,32 meter.
Tahapan- tahapan tersebut diperkirakan selesai pada 2027.
Nilai investasi untuk pembangunan Pelabuhan Patimban tahap pertama fase 1-2 berjumlah Rp25 Triliun Rupiah. Pun total kebutuhan anggaran pembangunan Patimban sendiri diproyeksikan mencapai Rp 43 Triliun
"Saya yakin pembangunan infrastruktur akan jadi pondasi bagi pergerakan dan pemerataan ekonomi di Jawa Barat. Keterkaitan ekonomi antar dua provinsi (dengan Jakarta) perlu disiapkan dengan baik, butuhkan konektivitas, butuh integrasi, sinergi yang kuat lagi," pungkasnya. (dna/eds)