Menurut Kepala Bappeda Kota Medan, Wiriya Alrahman proyek tersebut akan menggunakan skema kerjasama antar pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Lantas, dari skema tersebut, capex akan berasal dari pemerintah. Pihaknya pun memperkirakan angka tersebut akan mencapai Rp 12,339 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Dibangun Mulai 2020, Ini Rute LRT Medan |
Sedangkan, opex akan berasal dari swasta yang dilakukan dalam sistem lelang.
"Angka hitungan terakhir kan tahun 2017, kalau ini kan KPBU tergantung dari hasil penawaran calon investor. Belum bisa ditentukan sekarang, ancar-ancar saat ini Rp 12,339 triliun total berdasarkan US$ di 2017," ungkapnya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan angka tersebut akan diperkecil mengikuti permintaan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Sebab Luhut menilai angka tersebut terlalu besar.
Baca juga: Proyek LRT Medan bakal Dimulai 2020 |
Salah satu cara yang dilakukan untuk menurunkan biaya tersebut dengan peningkatan pemakaian material dalam negeri. Pasalnya, perhitungan tersebut masih menggunakan material luar negeri sebesar 72%..
"Itu pun harapan Pak Luhut supaya porsi pemakaian bahan dalam negeri bisa diperbesar sehingga bisa saja angkanya diturunkan. Karena kan porsinya masih 72% masih konten dari luar," papar dia.
"Diharpkan konten dalam negeri jauh lebih besar, kalau bisa sampai 40% sampai 60%," tutupnya (dna/dna)