William mengatakan salah satu faktor yang membuat kecepatan MRT Jakarta di jalur bawah tanah akan dibuat lebih lambat karena faktor keamanan.
"Ya memang karena itu sistem tingkat kehati-hatian kan lebih tinggi. Jadi kalau di desainnya kalau elevated itu maksimal 100 km per jam, kalau underground itu 80 km per jam," katanya di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (23/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini pun MRT Jakarta diuji coba dengan kecepatan maksimal 30 km per jam. Dalam uji coba di jalur layang, MRT Jakarta melaju di kecepatan 30 km per jam. Begitu memasuki terowongan turun jadi 20 km per jam.
"Memang kalau lihat situasi tadi memang begitu dia masuk di bawah, terowongan biasanya dia lebih lambat daripada di atas (jalur layang)," sebutnya.
Terkait uji coba MRT Jakarta, lajunya akan dipercepat secara bertahap. Jika kali ini maksimal baru 30 km per jam, minggu depan akan mencapai 50-60 km per jam. Minggu depannya lagi ditambah hingga kecepatan maksimal 100 km per jam.
Baca juga: Anies Uji Coba MRT Jakarta |
"Yang terakhir akan dicoba dengan kecepatan tinggi 80-100 km pada segmen segmen tertentu," ujarnya.
Kecepatan MRT Jakarta yang diuji coba secara bertahap untuk mengetes kemampuan sinyal membaca posisi kereta, untuk kemudian dikirim ke operation command center (OCC/kontrol jarak jauh kereta).
"Karena kalau berjalan dengan cepat, signaling bisa tidak mendeteksi. Kalau dia berjalan dengan pelan akan otomatis dong sinyal lewat. Kalau berjalan cepat sekali signal masih berfungsi nggak, masih bisa kirim nggak ke sana," tambahnya. (zlf/zlf)











































