Diketahui Jokowi membahas mengenai perbaikan transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang sekitar 3%.
Jokowi mengatakan, perekonomian nasional harus diperkuat untuk menghadapi ketidakpastian global yang belum tahu kapan akan selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saat Jokowi Dekati Konglomerat Milenial |
"Waktu saya ketemu Presiden Bank Dunia, Presiden Kim, saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi," kata Jokowi di Istana Merdeka, Senin (27/8/2018).
Dengan proyeksi tersebut, Jokowi pun menyebut bahwa hal yang bisa dilakukan adalah memperbaiki perekonomian dalam negeri. Di depan 26 anak pengusaha kelas kakap ini, Jokowi meminta ikut serta 'konglomerat milenial' di Indonesia membenahi CAD.
"Ini memang sudah lama sekali yang tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus di sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan," ujarnya.
Upaya yang dilakukan pemerintah membenahi CAD, dengan menghemat devisa melalui program mandatori pemanfaatan biodiesel 20% (B20). Jokowi bilang, dari program tersebut pemerintah bisa hemat sekitar US$ 11 miliar.
Baca juga: Jokowi Kumpulkan Konglomerat Muda di Istana |
"Hal-hal seperti ini yang nggak pernah kita hitung secara detail tapi yang lain-lain juga sama, jadi kita nggak konsentrasi ke misalnya pariwisata," tambah dia.
Selain itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa keseimbangan primer dikelola dengan baik oleh pemerintah. Pemerintah menargetkan keseimbangan primer lepas dari zona defisit.
Keseimbangan primer adalah selisih antara penerimaan dikurangi belanja yang tidak termasuk pembayaran utang. Keseimbangan primer biasanya anggaran yang berasal dari utang untuk membayar bunga utang.
"Saya kira kalau kita bisa menyelesaikan ini dalam, saya yakin dalam setahun ini saya yakin kita bisa selesaikan," tutup dia. (hek/zlf)