Warga Turun Tangan Bangun Landasan Bandara di Pelosok Sulsel

Warga Turun Tangan Bangun Landasan Bandara di Pelosok Sulsel

Muhammad Bakri - detikFinance
Senin, 10 Sep 2018 16:30 WIB
Foto: Emak-emak dan warga lain membangun perluasan Bandara Rampi (Bakrie-detik)
Luwu Utara - Masyarakat gotong royong memperluas Bandara Rampi di Kecamatan Rampi, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Mereka terpaksa turun tangan ikut menambah landasan pacu Bandara Rampi karena alat berat sulit masuk ke lokasi.

Kondisi tersebut terjadi karena akses jalan rusak parah, berlumpur dan dipenuhi bebatuan besar. Akses darat yang sangat sulit tidak memungkinkan alat berat untuk sampai ke wilayah Rampi.

Bayangkan saja, sebuah mobil kecil untuk digunakan memotong rumput di bandara saja, membutuhkan waktu perjalanan hingga satu tahun dari Masamba, ibu kota Luwu Utara, untuk sampai ke Bandara Rampi. Bahkan, satu mobil pemadam untuk bandara yang ada saat ini diangkut menggunakan helikopter untuk sampai ke sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga gotong royong bangun landasan pacu Bandara RampiWarga gotong royong bangun landasan pacu Bandara Rampi/Muhammad Bakri detikcom.

Alhasil warga dari 6 desa di Kecamatan Rampi ikut membangun landasan bandara dari 1.000 meter menjadi 1.500 meter. Dengan menggunakan gerobak kayu ratusan warga mengais rezeki mengerjakan penimbunan untuk perpanjangan landasan pacu.

Tak hanya pria, para perempuan pun ikut bahu membahu membangun landasan pacu Bandara Rampi.

Warga gotong royong bangun landasan pacu Bandara Rampi Foto: Emak-emak dan warga lain membangun perluasan Bandara RampiEmak-emak dan warga lain membangun perluasan Bandara Rampi/Muhammad Bakrie detikcom

"Kami bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore di sini. Kami diupah itu satu gerobak Rp 5 ribu persatu gerobak. Yah kalau terus-terusan kami bisa dapat Rp 3 juta satu bulan selama bekerja di sini. Makanya, dengan adanya pekerjaan ini cukup membantu lah kehidupan kami yang sudah sulit di sini," kata seorang warga, Abigai Anti, Senin (10/09/2018).

Perjuangan membangun landasan Bandara Rampi termasuk membawa bahan material bangunan. Contohnya semen, besi dan batu bata, diangkut warga dari Masamba ke Rampi dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan motor dan kuda. Kondisi ini membuat harga bahan bangunan melonjak, misalnya semen mencapai Rp 200.000/sak.

Warga gotong royong bangun landasan pacu Bandara RampiWarga gotong royong bangun landasan pacu Bandara Rampi Foto: Muhammad Bakri/detikcom

Ada dua jalur darat untuk sampai ke Rampi, yakni jalur Masamba yang jaraknya mencapai 90 kilometer dan jalur Bada' di Kabupaten Poso yang merupakan wilayah perbatasan Sulawesi Tengah dan Selatan. Jalur ini menjadi akses tercepat bagi warga untuk keluar dari Rampi karena hanya sekitar 30 kilometer.

"Kami lebih sering ke Bada' dari pada ke Masamba karena lebih dekat. Kalau jalan kaki kita bisa tempuh sehari semalam, ongkos ojeknya juga hanya Rp 500 ribu. Kalau ke Masamba jauh ongkosnya bisa sampai Rp 1juta sekali jalan. Jadi kalau PP itu sudah dua juta," sebutnya.

Warga gotong royong bangun landasan pacu Bandara Rampi Warga gotong royong bangun landasan pacu Bandara Rampi Foto: Muhammad Bakri/detikcom


Bandara sangat penting

Kehadiran bandara di Kecamatan yang kondisi medannya sama dengan di pedalaman Papua ini, sangat penting bagi 3.800 warga yang tinggal di sana. Pasalnya, akses darat dari dan menuju tempat ini sangatlah berat dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan kendaraan roda dua. Itupun, membutuhkan waktu perjalanan hingga dua hari dua malam.

Di Bandara yang kini telah melayani tiga kali penerbangan setiap harinya, kecuali Minggu ini, membawa perubahan besar bagi warga, utamanya soal ekonomi. Dulunya, harga barang dari luar dijual mencapai 4 kali lipat dari harga normalnya, karena ongkos angkutnya yang juga sangat mahal. Bahkan harga Bensin Bersubsidi di sana pernah mencapai harga Rp 40.000/liter.

"Sekarang harga-harga kebutuhan sudah mulai turun. Yah sisa dua kali lipat dari harga normalnya. Bensin saat ini masih Rp 20.000 per liter karena tidak bisa dibawa menggunakan pesawat. Telur yang dulunya Rp 5 ribu perbiji, sekarang sisa Rp 3.000 per biji, sejak adanya pesawat khusus kargo," lanjutnya.

Bandara Rampi di Luwu UtaraBandara Rampi di Luwu Utara Foto: Muhammad Bakri/detikcom

Untuk jadwal penerbangan, bandara ini melayani rute dari dan menuju Rampi ke Masamba serta Rampi ke Palu dengan pesawat jenis caravan berkapasitas 12 orang penumpang. Setiap hari juga, penerbangan melayani satu kali penerbangan khusus cargo. Selama ini, warga lebih memilih keluar melalui akses udara, selain karena cepat, harga tiketnya juga terbilang murah karena disubsidi oleh pemerintah. Untuk penumpang, harganya Rp 300 ribu dan untuk barang Rp 1.000/kg.

Sejak dioperasikan 2005 silam, bandara ini terus melakukan pembenahan, termasuk pelayanan navigasi udara yang sangat penting dalam mengatur lalu lintas pesawat. Olehnya, AirNav Indonesia, juga telah hadir melayani penerbangan di bandara kelas tiga itu. Hanya saja, pelayanannya belum maksimal karena keterbatasan sarana penunjang serta petugas.

"Ada beberapa perlengkapan navigasi kami yang tidak bisa difungsikan karena tidak adanya ketersediaan daya listrik. Di sini kita pakai tenaga matahari dan juga genset untuk listrik dan itu tidak mampu. Nah kalau towernya kita tidak bisa gunakan karena retak dan miring akibat gempa. Kalua petugas Airnav di sini hanya satu orang saja," kata Manajer Evaluasi Penerbangan MATSC, Sigit Restiadji.

Meski begitu, Airnav Indonesia cabang Makassar (MATSC) sebagai Badan Usaha Milik Negara yang tidak berorientasi profit, tetap dituntut untuk hadir melayani navigasi penerbangan di wilayah manapun di Indonesia, termasuk wilayah terpencil seperti di Rampi dan Papua. Karena Airnav memiliki peran penting dalam keselamatan penerbangan.

"Tidak ada kata untung atau rugi, setiap ada bandara yang melayani penerbangan sipil, yah kita harus hadir ada di sana untuk melayani. Peran kami sangatlah penting dalam keselamatan penerbangan udara, jadi tidak ada alasan untuk tidak hadir, sekalipun itu wilayahnya terpencil seperti di Rampi ini," pungkasnya. (hns/hns)

Hide Ads