"Ada juga yang lain kan bagus, di Jawa Timur ada. Jawa Barat masuk juga itu bagus, kalau Jabar yang diusulkan Ridwan Kamil itu sudah studi kelayakannya semua jadi sebenarnya tinggal duduk bersama untuk melihat potensi potensi mana yang bisa didahului. Misalnya wisata ke arah Pangandaran, dari stasiun mana. ke Pangandaran itu lebih ke wisata, Garut juga membantu untuk kemacetan," kata dia kepada detikFinance, Rabu (12/12/2018).
Ia menjelaskan untuk jalur ke Ciwidey, Soreang dan kawasan timur menuju tanjung Sari jalur tersebut baiknya menggunakan commuter untuk memecah kemacetan menuju kawasan wisata.
"Kemudian, Ciwidey juga itu untuk keseharian menggunakan komuter ke Soreang itu butuh orang itu. Akhir pekan dan libur wisata itu ke daerah Ciwidey itu. Itu membantu soal kemacetannya kan. Kemudian ke arah timurnya sampe Tanjungsari itu juga komuter juga karena banyak kampus kampus disana di Jatinagor," papar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah provinsi sudah melakukan kewajiban mengenai sosialisasi soal penertiban lahan kepada warga. Setelah itu pihak KAI yang akan mengambil alih soal proses penertiban.
Jalur-jalur tersebut di antaranya yaitu, Ciajur-Padalarang. Jalur ini memiliki rute sepanjang 44,5 km. Kemudian ada pula Rancaekek -Tanjungsari sepanjang 11,5 km yang akan terkoneksi dengan pembangunan jalur KA menuju Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati Majalengka.
Selain itu ia menjelaskan, reaktivasi jalur ini dalam rangka mendukung sektor pariwisata dengan menyediakan aksesibilitas menuju kawasan pariwisata di wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Kemudian jalur Cibatu-Cikajang-Garut sepanjang 47,5 km, Banjar-Pangandaran- Cijulang sepanjang 82,0 km dan Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 km.
Tonton juga 'PT KAI Luncurkan KA Joglosemarkerto':
(zlf/zlf)