Sindiran Komikus Jepang untuk Proyek Kereta Cepat Jokowi

Kaleidoskop 2018

Sindiran Komikus Jepang untuk Proyek Kereta Cepat Jokowi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 20 Des 2018 11:30 WIB
Sindiran Komikus Jepang untuk Proyek Kereta Cepat Jokowi
Foto: KCIC.
Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sempat dikritik komikus. Adalah Onan Hiroshi komikus Jepang yang menyindir proyek tersebut melalui komik strip yang diunggahnya di media sosial.

Onan kesal lantaran pemerintah Indonesia seakan-akan mempermainkan negaranya. Hal itu terjadi karena Indonesia kembali meminta Jepang untuk bekerja sama, setelah sebelumnya telah fix memilih China sebagai partner pembangun kereta cepat.

Sindiran cukup keras terpampang dari hasil karya Onan tersebut. Tak ayal hal ini sempat menggegerkan dunia maya medio Februari 2018 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 24 Februari 2018 saja unggahan Hiroshi di akun twitternya @hiroshionan sudah di-retweet 1.240, orang dengan 970 likes. Engangement yang cukup besar di dunia maya.

Potongan komik strip tersebut juga ramai diunggah ke Facebook. Unggahan tersebut pastinya banyak diperbincangkan netizen.

Bukan cuma komikus, proyek Kereta Cepat yang hubungkan dua kota besar ini juga sempat disindir politikus. Roy Suryo menyebut proyek ini 'kecebong'.

Bagaimana ceritanya kok bisa disindir-sindir, mau tau? Cek Kaleidoskop Februari 2018 yang dirangkum detikFinance ini.

Begini Ceritanya

Foto: Facebook Onan Hiroshi
Onan Hiroshi menyindir proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dibangun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hiroshi menyindir proyek yang dilakukan groundbreaking Januari 2016 lalu lewat coretan gambar di sebuah komik digital.

Hiroshi menceritakan bagaimana awal dari rencana pembangunan kereta cepat tersebut dibangun oleh Jepang. Pihak Jepang sudah melakukan studi terkait rencana pembangunan mega proyek tersebut.

Hasil studi Jepang kemudian diserahkan ke Indonesia. Akan tetapi, data tersebut justru diberikan kepada China yang kemudian diberikan wewenang membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung.

Dalam komik tersebut juga digambarkan bahwa pihak China dipilih karena menawarkan proyek dengan nilai yang jauh lebih murah dibandingkan Jepang.

Namun, dua tahun berselang mega proyek ini tak kunjung menunjukan perkembangan yang berarti. Hiroshi menggambarkan Jokowi merayu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membantu kelangsungan proyek tersebut lagi.

Akan tetapi, pihak Jepang pun tidak terima dengan permintaan tersebut. Pasalnya, pemerintah Indonesia sudah terlanjur memilih China sebagai kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.


Berujung Permintaan Maaf si Komikus

Foto: Screenshot @hiroshionan
Netizen pun sempat terpecah belah dalam menilai karya komikus ini, ada yang mendukung kritik Onan, tapi ada juga yang menilai si komikus kritiknya sudah kelewatan. Banjir komentar pun tak terhindarkan.

Sampai akhirnya komikus asal Negeri Sakura itu mencabut postingan komiknya dan meminta maaf jika telah menyinggung banyak orang. Onan menyertakan foto dirinya yang sedang bersujud meminta maaf dalam postingannya tersebut.

"Saya memohon maaf, (gambar) pengemis itu terlalu berlebihan. Saya terlalu menggebu-gebu, tapi sekarang sudah tenang lagi," kata Onan dalam cuitannya di akun @hiroshionan yang diposting Minggu malam seperti dikutip, Senin (26/2/2018).

Onan juga membawa nama Presiden Jokowi dalam cuitannya. "Bapak Presiden Jokowi, dan semua rakyat Indonesia, pemerintah Indonesia, saya benar-benar meminta maaf. Saya merasa malu, komiknya sudah saya tarik kembali. Saya minta maaf."

Roy Suryo Juga Pernah Ikut Sindir Proyek Kereta Cepat

Foto: Usman Hadi/detikcom
Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo juga sempat ikut menyindir proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya proyek tersebut bohongan atau disebutnya dengan istilah 'kecebong' yang merupakan kependekan dari 'Kereta Cepat Bohong-bohongan'.

Alasan dia menyebut proyek ini proyek bohongan lantaran proyek ini hanya dijalankan demi kepentingan pengembang sehingga dianggap tak sepenuhnya demi kebutuhan masyarakat.

"Kecebong itu kereta cepat bohong-bohongan. Iya, ini bohong-bohongan karena sebenarnya tidak perlu membangun kereta cepat Jakarta-Bandung yang berhenti 4 kali," kata Roy saat itu.

Roy menyebut proyek 'kecebong' hanya dijalankan demi kepentingan pengembang. Dia memberi suatu contoh berdasarkan pendapat pribadi.

"Karena sebenarnya satu pemberhentian yang namanya Kota Walini, itu adalah untuk pengembang. Kota Walini itu akan dibangun di salah satu PTPN, menggusur hutan. Waktu saya masih di Komisi VI beberapa waktu lalu, komisaris PTPN kita dorong untuk menolak itu. Dan sampai sekarang kecebong tetap menjadi kecebong," sebut Roy.
Halaman 2 dari 4
(ang/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads