Namanya monumen kapsul waktu. Kapsul waktu ini berisikan impian anak-anak Indonesia dari sabang sampai Merauke yang nantinya akan dibuka kembali 70 tahun berikutnya atau tahun 2085. Ide pembangunan monumen untuk menyimpan Kapsul Waktu berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada HUT ke-70 Kemerdekaan Indonesia tahun 2015.
Setelah dibangun sejak tahun 2016, monumen ini pun akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada pertengahan November lalu. Monumen ini menjadi buah bibir banyak orang karena bentuknya yang tidak asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana sejarah dibangunnya monumen ini hingga akhirnya kemarin diresmikan? Berikut ulasan lengkapnya di kaleidoskop detikFinance:
Jokowi: Ada Semangat Avengers di Monumen Kapsul Waktu
Foto: Dok. Kementerian PUPR
|
"Saya juga mengikuti di media sosial yang ramai membicarakan Monumen Kapsul Waktu ini. Katanya, bentuknya seperti markas Avengers yang juga sangat futuristik," ucap Jokowi.
Dia mengatakan, bahwa untuk bisa dibaca, bertahan puluhan tahun, maka tujuh impian anak-anak bangsa dimasukkan dalam kapsul yang bentuknya sangat futuristik. Monumen ini, kata Jokowi, memiliki jiwa dan semangat yang sama dengan para Avengers. Para Avengers, bukan hanya punya mimpi besar.
"Monumen ini memiliki jiwa dan semangat yang sama dengan para Avangers. Para Avengers bukan hanya punya mimpi besar, tapi melakukan tindakan yang besar untuk melindungi orang banyak, melindungi orang yang lemah," kata Jokowi.
"Sehingga kelak di tahun 2085 dibuka oleh penerus kita. Apakah tujuh mimpi besar itu telah bisa kita wujudkan? Jadi, ini bukan semata-mata monumen biasa. Ini adalah monumen impian kita bersama," jelasnya.
Alasan Pembangunan 'Markas Avengers'
Foto: Dok. Kementerian PUPR
|
Ide pembangunan monumen untuk menyimpan Kapsul Waktu berasal dari Presiden Jokowi pada HUT ke-70 Kemerdekaan Indonesia tahun 2015. Kapsul tersebut nantinya akan dibuka kembali pada 70 tahun mendatang.
"Kebetulan saya hadir saat dimulai di Sabang dan ikut menerima di Kalimantan Timur dan Merauke. Kami ditugasi membangun monumen untuk menyimpan Kapsul Waktu yang akan dibuka pada tahun 2085," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Luas monumen yang mirip logo Avengers ini mencapai 2,5 ha, terdiri dari 1 ha area monumen dan 1,5 ha digunakan sebagai alun-alun.
Desain arsitektur monumen dibuat oleh arsitek kenamaan Indonesia Yori Antar yang juga terlibat dalam desain arsitektur infrastruktur PUPR lainnya. Angka 17, 8, dan 45 dipilih menjadi angka-angka kunci ukuran monumen. Monumennya memiliki lebar 17 meter, tinggi 8 meter dan panjang 45 m.
Monumen ini memiliki lima akses masuk. Kelima akses masuk bangunan tugu kapsul itu memiliki arti yakni lima suku asli Merauke yakni Malind, Muyu, Mandobo, Mappi dan Auyu yang menjaga tugu kapsul waktu itu.
Monumen ini bukanlah konstruksi biasa, tetapi merupakan karya seni sejarah yang diperuntukkan untuk generasi penerus bangsa. Arsitektur monumen juga mengadopsi unsur budaya Papua, di mana kapsul waktu akan ditempatkan di atas bangunan tugu yang terinspirasi dari menara perang Suku Dani.
Habiskan Rp 90 Miliar
Foto: Dok. Ditjen Cipta Karya PUPR.
|
Pembangunannya sendiri sudah dilakukan sejak tahun 2016 dan terbagi atas dua tahap. Pada tahap pertama pembangunan berupa pekerjaan pondasi, sedangkan sisa konstruksi dilaksanakan pada tahap kedua yang sudah dimulai sejak Juli 2017.
Pembangunan tahap I berupa pekerjaan pondasi dengan anggaran Rp 7 miliar. Pekerjaan dilanjutkan tahap II sejak Juli 2017 dan direncanakan selesai Desember 2018 dengan biaya konstruksi sebesar Rp 82,9 miliar.
Adapun kontraktor pembangunan monumen kapsul waktu ini adalah PT Nindya Karya (Persero). Sementara desain arsitektur monumen dibuat oleh arsitek kenamaan Indonesia Yori Antar yang juga terlibat dalam desain arsitektur infrastruktur PUPR lainnya.
Jadi Lokasi Wisata
Foto: Istimewa
|
Lokasi monumen berada di depan Kantor Bupati Merauke dan dekat Bandara Mopah sehingga akan menjadi landmark baru Kabupaten Merauke yang dapat dilihat saat pesawat mendarat.
Bupati Merauke Frederikus Gebze mengungkapkan, monumen ini bukanlah konstruksi biasa, tetapi merupakan karya seni sejarah yang diperuntukkan untuk generasi penerus bangsa. Nantinya akan diceritakan pula dalam bentuk relief perjalanan napak tilas Indonesia.
"Karena itu ini ditaruh di ujung timur yang tiap hari matahari memancar bagai mata yang menggambarkan pembangunan Indonesia," katanya beberapa waktu lalu.
Monumen ini juga akan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah favorit di Merauke. Sehingga diharapkan juga dapat mendongkrak kunjungan wisata Indonesia di daerah-daerah perbatasan.